Denpasar – Gubernur Bali Wayan Koster secara resmi menutup Pesta Kesenian Bali (PKB) ke-47 Tahun 2025 dan sekaligus membuka Festival Seni Bali Jani (FSBJ) ke-7 Tahun 2025, Sabtu malam (19/7), di Panggung Terbuka Ardha Candra, Taman Budaya Provinsi Bali.
Momen ini ditandai dengan pemutaran video artistik Padma Asta Dala. Sebagai simbol peralihan dari seni tradisi menuju seni modern kontemporer khas Bali. Dalam sambutannya, Gubernur Koster menegaskan komitmen kuat Pemerintah Provinsi Bali untuk terus menjaga dan memajukan seni serta budaya lokal. Sebagai identitas dan kekuatan utama Pulau Dewata.
PKB 2025 Meningkatkan Antusiasme dan Keterlibatan Generasi Muda
Gubernur Bali menyampaikan apresiasi tinggi kepada seluruh seniman dan sekaa (kelompok seni) yang telah menunjukkan dedikasi luar biasa selama pelaksanaan PKB 2025. Ia menyoroti keberagaman penampilan berbasis kearifan lokal dari seluruh kabupaten/kota di Bali. Yang melibatkan baik generasi muda maupun tua.“Budaya Bali kuat, budaya Bali tidak pernah mati. Generasi muda terus tumbuh dan aktif terlibat dalam pelestarian budaya. Inilah yang membuat kita tidak perlu khawatir akan masa depan budaya Bali,” tegas Gubernur Koster.
Padatnya penonton di setiap pertunjukan PKB, terutama di panggung utama Ardha Candra, menjadi bukti nyata bahwa seni dan budaya Bali tetap hidup di hati masyarakat. PKB juga menjadi ajang silaturahmi antar seniman, budayawan, dan warga Bali.
Bali Miliki Dua Event Seni Bergengsi: PKB dan FSBJ
Menurut Gubernur Koster, Bali adalah satu-satunya provinsi di Indonesia yang secara konsisten menggelar dua panggung seni besar setiap tahun: PKB untuk seni tradisi dan FSBJ untuk seni modern-kontemporer. Strategi ini diyakini mampu memperkuat identitas budaya Bali di tengah derasnya arus globalisasi.
“Tidak ada pilihan lain bagi Bali untuk bertahan selain terus menjaga dan merawat budayanya. PKB dan FSBJ adalah bukti konkret bahwa budaya Bali tidak hanya dipertahankan, tapi juga dikembangkan dan diwariskan secara berkualitas,” ungkap Gubernur dua periode asal Desa Sembiran, Buleleng itu.
UMKM Raih Omset Ratusan Juta di PKB 2025
PKB tidak hanya menjadi ajang pertunjukan seni, tetapi juga penggerak ekonomi kreatif. Pelaku UMKM seperti Gede Yuta, penjual laklak asal Buleleng, mencatat omset nyaris Rp 100 juta selama satu bulan penyelenggaraan PKB. Sementara I Wayan Karmen dari Bangli meraih omset hingga Rp 161 juta dari produk keben wayang.
Keduanya mengaku sangat terbantu dengan fasilitas pameran gratis dan interaksi langsung dengan pembeli. “PKB sangat membantu kami pelaku usaha kecil, dan kami harap ini terus berlanjut,” ujar Wayan Karmen.
Penonton Setia hingga Lansia: PKB Jadi Ajang Silaturahmi Budaya
Salah satu pengunjung setia PKB, I Ketut Rasmini (83), menyatakan kegembiraannya bisa menonton pertunjukan setiap hari. Ia merasa bangga dan bahagia karena PKB menjadi ajang berkumpulnya para pecinta seni dari berbagai kalangan dan usia.“PKB semakin bagus, seni yang tampil makin beragam dan berkualitas. Saya senang bisa ikut merasakan suasananya setiap tahun,” ujarnya.
Penyerahan Penghargaan Adi Sewaka Nugraha dan Pembukaan FSBJ VII
Penutupan PKB tahun 2025 ini juga diwarnai dengan pemberian Penghargaan Adi Sewaka Nugraha kepada sembilan seniman Bali yang berjasa dalam pelestarian budaya. Selain itu, 22 orang pelaku seni lainnya menerima penghargaan lomba dan sertifikat dari Pemerintah Provinsi Bali. Acara malam itu ditutup dengan kolaborasi istimewa dari Sanggar Seni Kokar Bali bersama SMKN 3 Sukawati, menampilkan pertunjukan seni inovatif yang menjadi pembuka Festival Seni Bali Jani ke-7.
Tampak hadir dalam acara tersebut tokoh adat, budayawan, pimpinan daerah, serta masyarakat pecinta seni budaya Bali.
Bupati Klungkung Hadiri Penutupan PKB 2025 dan Pembukaan Festival Seni Bali Jani ke-7