INSERT BALI, Badung – Canggu, Bali, menduduki peringkat ke-13 sebagai salah satu kota favorit para digital nomad versi Statista tahun 2024.[1] Ini bukti kalau fenomena digital nomad di Bali bukan isapan jempol belaka. Kalau kamu pernah berangan-angan jadi digital nomad Bali, sekarang waktumu untuk merealisasikan mimpi itu.
Ikuti sejumlah cara jadi digital nomad berikut untuk mulai!
1. Miliki Sumber Penghasilan Stabil
Keuntungan terbesar remote working adalah kamu bebas pilih sendiri caranya menghasilkan uang. Ini beberapa metode yang bisa kamu coba untuk mendatangkan pundi-pundi rupiah:
- Kerja Freelance: Platform kerja freelance akan menjembatani kamu dan klien dari seluruh dunia yang butuh aneka jasa, mulai dari desain web sampai video editing.
- Kerja Remote: Kamu lebih suka yang pasti-pasti saja? Kalau begitu, cari lowongan kerja remote agar kamu bisa bekerja untuk perusahaan mana pun di belahan dunia lain.
- Berbisnis Online: Tak terhitung peluang untuk meraup keuntungan dari internet. Selain itu, berkat media sosial, kamu pun bisa merangkul konsumen dalam skala internasional.
2. Siapkan Alat dan Lingkungan Kerja yang Menunjang
Wajib hukumnya punya amunisi perang yang memadai supaya produktif. Ini yang mesti ada:
- Co-working Space: Di Bali ada banyak co-working space nyaman, tempat kamu bisa bergabung komunitas digital nomad di Bali, daftar workshop, atau sekadar menumpang Wi-Fi.
- Alat Produktivitas: Trello cocok untuk kamu mengorganisasi proyek. Sementara itu, Asana bisa jadi solusi buat melacak progress tugas dan deadline. Untuk manajemen waktu, coba Toggl atau RescueTime dan pantau penggunaan waktumu agar tetap produktif.
- Internet: Andaikata kamu beraktivitas di tempat tanpa Wi-Fi, selalu sedia kartu SIM lengkap dengan paket data. Yang terpenting, pilih provider yang menawarkan sinyal kuat di seluruh wilayah Bali.
Perkembangan Digital Nomad Bali
3. Atur Biaya Hidup dengan Bijak
Biaya hidup di Bali bervariasi tergantung di mana kamu menetap. Di lokasi strategis seperti Canggu, harga sewa propertinya lebih mahal (sekitar Rp7 jutaan hingga Rp12 juta per bulan), sedangkan di Ubud relatif terjangkau (Rp4 juta sampai Rp6 jutaan).
Di sisi lain, kuliner ala warga lokal adalah solusi mengenyangkan perut yang ramah di kantong. Warung-warung sekitar menyuguhkan makanan dengan harga sekitar Rp30.000-Rp50.000.
Soal transportasi, ada baiknya menyewa motor (sekitar Rp2 jutaan sampai Rp3 juta per bulan). Boleh juga sesekali naik ojek online untuk perjalanan jarak dekat.
Mau lebih hemat? Pertimbangkan tinggal di Ubud. Sebaliknya, Canggu lebih ideal buat kamu yang mencari komunitas digital nomad yang aktif.
4. Proaktif Networking
Networking itu mutlak bagi kaum pengembara. Jadi, mulai bergabung ke komunitas online seperti grup Facebook atau channel Telegram khusus pengelana di Pulau Dewata. Keduanya merupakan pusat berbagi tips, berkolaborasi, dan mendapatkan informasi terkait aneka event terkini.
Seperti yang disebutkan di atas, banyak co-working space kerap menyelenggarakan event, kopdar, dan workshop sebagai sarana berinteraksi dan bertukar ide.
Selain itu, jangan lupa juga menghadiri konferensi digital nomad. Di sini, kamu bisa menimba ilmu baru sekaligus networking dengan pemilik UMKM serta warga setempat.
5. Jaga Work-Life Balance
Saat berada di Bali, perhatianmu akan mudah teralihkan karena pemandangan memesona dan aktivitas seru. Namun, jangan lalai menyeimbangkan antara pekerjaan dan kehidupan pribadi biar tetap produktif. Pertama-tama, tetapkan batasan, yang berarti membuat jam kerja yang jelas dan ikuti peraturan itu.
Waktunya istirahat, silakan nikmati keindahan alam Bali. Dalam rangka refreshing, bisa sekalian booking paket tour murah. Pasalnya, merawat kesehatan mental juga tidak kalah penting, sekalipun kamu masih menginjak tahap awal dan mengantongi anggaran seadanya.
Pada akhirnya, jadi digital nomad Bali bisa membawa pengalaman tak terlupakan, tapi persiapan matang tidak boleh dikesampingkan. Nah, sudah siap terjun ke ranah ini? Good luck!