Wayan Koster Ikuti Prosesi Pakelem dan ‘Nuwur Tirtha’ di Danau Batur

Ketua DPD PDI Perjuangan Provinsi Bali, DR. IR. Wayan Koster, M.M, mengikuti prosesi Upacara Pakelem dan Ritual Nuwur Tirtha Amerta di Danau Batur serangkaian Karya Agung Danu Kerthi, Tawur Agung Labuh Gentuh, Meras Danu lan Gunung. Bakti Pakelem ring Segara lan Pucak Gunung Batur, Mapaselang dan Mapadanan di Pura Segara Ulun Danu Batur, Pura Jati, Songan Kintamani, pada Rahina Tilem Sasih Kapat, Sabtu (Saniscara Pon, Matal) 14 Oktober 2023, Bangli.
tawur agung, mapekelem dan mapeselang
(Foto; Mapekelem di Danau Batur)

Serangkaian Karya Agung Danu Kerthi di Pura Segara Ulun Danu Batur

Bangli, insertbali.com – Ketua DPD PDI Perjuangan Provinsi Bali, DR. IR. Wayan Koster, M.M, mengikuti prosesi Upacara Pakelem dan Ritual Nuwur Tirtha Amerta di Danau Batur serangkaian Karya Agung Danu Kerthi, Tawur Agung Labuh Gentuh, Meras Danu lan Gunung. Bakti Pakelem ring Segara lan Pucak Gunung Batur, Mapaselang dan Mapadanan di Pura Segara Ulun Danu Batur, Pura Jati, Songan Kintamani, pada Rahina Tilem Sasih Kapat, Sabtu (Saniscara Pon, Matal) 14 Oktober 2023, Bangli.

Wayan Koster laksanakan Prosesi Upacara Pakelem dan Ritual Nuwur Tirtha Amerta di Danau Batur. Dalam Upacara tersebut tampak hadiri pula PJ Gubernur Bali, Sang Made Mahendra Jaya bersama Bupati Bangli, Sang Nyoman Sedana Arta, Dirjen Bimas Hindu, Prof. Dr. I Nengah Duija, Jero Gede Batur Alitan, beserta Krama Adat Batur.

Dalam prosesi yang sakral tersebut, Wayan Koster bersama Krama Adat setempat melakukan Upacara Pakelem di Danau Batur dengan menggunakan sarana wewalungan kebo hingga bawi. Tujuan dari pelaksanaan upacara ini untuk memuliakan sekaligus menyucikan air, supaya Ida Bhatari Dewi Danu memberikan kerahayuan dan kesejahteraan kepada seluruh Krama Bali.

Adapun pemuput Upacara Pakelem lima tahunan yang pelaksanaannya sama dengan tahun 1919 silam ini yaitu 11 Sulinggih. Puncak upacara pemuliaan Danau Batur yang persiapannya telah berlangsung sejak 2 September 2023 itu terdiri atas tiga kegiatan utama, yakni Tawur Agung Labuh Gentuh, Mapakelem di Puncak Gunung dan Danau Batur, serta Mapaselang.

Tawur Agung Labuh Gentuh, Mapekelem dan Mapaselang

Tawur Agung Labuh Gentuh menggunakan sarana wewalungan (binatang) seperti kerbau, sapi, luwak, manjangan, anjing bangbungkem, kijang, petu, babi butuan, kambing, angsa, banyak, bebek belang kalung, bebek buli sikep, dan berbagai jenis ayam menurut warna.

Pemuput gelaran Tawur Labuh Gentuh di areal utama mandala Pura Segara Ulun Danu Batur ini adalah Ida Pedanda Gde Putra Bajing Griya Tegaljingga, Denpasa; Ida Pedanda Gde Putra Kekeran, Griya Blahbatuh, Gianyar; Ida Pedanda Rai Griya Pidada Sengguan, Klungkung; Ida Pedanda Budha Griya Saraswati, Batuan, Gianyar; Ida Pandita Mpu Nabe Siwa Putra Daksa, Griya Agung Lingga Acala, Calo, Gianyar; dan Jero Gede Sengguhu Tumburuwasa, Griya Jero Gede Sengguhan, Lambing, Badung.

Selanjutnya, pelaksanaan Mapakelem di puncak Gunung Batur ada dua tempat, yakni Pucak Kawanan Gunung Batur dan Pucak Kanginan Gunung Batur (kawah utama). Pemuput Upacara tersebut yaitu Ida Pedanda Gde Ngurah Keniten, Griya Kediri, Sangeh, Badung; Ida Pedanda Gde Made Rai Keniten, Griya Denpasar; dan Ida Pedanda Budha Griya Gunung Sari, Ubud.

Setelah itu lanjt Upacara Mapaselang. Adapun pemuput Upacara Mapeselang yaitu oleh empat orang sulinggih pula, yakni Ida Pedanda Oka Buruan, Griya Sandingsuta Manik Manuaba, Pejeng, Gianyar; Ida Rsi Agung Wayabya Suprabhu Sogata Karang, Griya Buduk, Badung; Ida Pedanda Rai Griya Pidada Sengguan, Badung; Ida Pedanda Istri Karang, Griya Sibetan.

Jero Gede Batur mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang turut membantu pelaksanaan Karya Agung Danu Kerthi di Pura Segara Ulun Danu Batur, Pura Jati, Songan Kintamani. Karya ini merupakan ritual amanat dari para panglingsir Batur sebagai cara untuk memuliakan air sebagai sumber kehidupan. Upacara ini juga sekaligus bertujuan untuk menciptakan keharmonisan semesta serta menghaturkan terima kasih kepada alam, khususnya Danau Batur atas keberlimpahan anugerahnya. “Dalam prosesi Pakelem, Kami menggunakan pola yadnya seperti 104 tahun yang lalu, yakni pada tahun 1919, di mana Pakelem di Danau Batur menggunakan 3 ekor kerbau dan 1 ekor babi seharga 1.000,” jelas Jero Gede Batur.

Shares: