
Denpasar – Tahun 2020 lalu, dunia perpolitikan di Bali khususnya kalangan DPRD Bali sempat dihebohkan dengan berita pemecatan dua anggota DPRD Bali I Kadek Diana dan sesama anggota DPRD Bali yang diduga menjadi teman selingkuhan bernama Ni Luh Kadek Dwi Yustiawati. Keduanya sama-sama berasal dari fraksi PDIP dan Diana yang berasal dari Dapil Gianyar menjabat Ketua Komisi III dan Yustiawati adalah anggota dewan pendatang baru dari dapil Klungkung. Perselingkuhan tersebut ditengarai jadi muasal pemecatan keduanya dari partai berlogo Banteng ketika itu.
Kini tiga tahun berselang, keduanya dikabarkan telah menikah dan bahkan sudah dikaruniai seorang anak berusia lima bulan. Keduanya dikabarkan menikah di sebuah Griya di Kabupaten Tabanan pada akhir 2022 lalu.
Dari foto yang beredar, nampak keduanya sedang melaksanakan upacara manusa yadnya yakni pawiwahan/pernikahan secara adat Bali. Keduanya kompak mengenakan pakaian bernuansa putih ketika melaksanakan prosesi tersebut dan Yustiawati nampak sedang memegangi perutnya yang membesar.
Menyegarkan kembali ingatan, pemecatan yang dikeluarkan langsung dalam Rapat DPD PDI Perjuangan Provinsi Bali, Minggu (15/3/2020) tersebut merupakan imbas dari adanya pemberitaan yang viral di mana Yustiawati digerebek suami sahnya beserta keluarga di sebuah kamar hotel di kawasan Renon, Denpasar, Sabtu (14/3) dinihari. Saat digerebek, Yustiawati memang seorang diri di kamar hotel. Namun, terungkap setelahnya oleh sang suami bahwa yang memesan kamar itu atas nama I Kadek Diana.
Dipimpin Ketua DPD PDI Perjuangan Provinsi Bali I Wayan Koster, rapat itu dihadiri oleh sebagian besar Pengurus DPD Partai. “Rapat kemarin digelar mendadak terkait dengan kader partai inisial IKD dan KDY yang diberitakan media yang merusak citra partai dikarenakan kader yang tidak loyal, tidak disiplin,” kata Ketua Fraksi PDI Perjuangan DPRD Bali Dewa Made Mahayadnya alias Dewa Jack, Senin (16/3/2020) saat itu.
Beberapa kader senior dan sejumlah pengurus pun menyepakati dan membenarkan keputusan pemecatan tersebut. Mereka adalah Tjokorda Gede Agung, I Made Supartha, Wayan Sutena, dan Ni Made Sumiati.
Kadek Diana di saat terpisah berkilah sesungguhnya dirinya diminta bantuan oleh Yustiawati untuk memesan kamar, karena jadwalnya krodit. Yustiawati menurut Kadek Diana, akan menghadiri undangan masyarakat ketika itu dan ingin memesan kamar hotel, untuk istirahat hingga ganti pakaian. Namun karena handphonenya drop, maka ia meminta tolong Kadek Diana.