Dorong Pertanian Organik, Anggota DPRD Bali Ajak Petani Jaga Kualitas Kopi Arabika Kintamani

Kintamani — Anggota DPRD Bali, Sang Nyoman Putra Erawan, mengajak para petani di wilayah Kintamani untuk mulai menerapkan sistem pertanian organik dalam pengelolaan kopi arabika Kintamani. Langkah ini dinilai penting untuk menjaga kualitas dan keberlanjutan kopi Kintamani yang telah dikenal sebagai komoditas ekspor unggulan Bali.

Hal itu disampaikan Erawan saat menghadiri kegiatan simakrama dan reses masa sidang DPRD Bali di Balai Banjar Desa Mengani, Kecamatan Kintamani, Kabupaten Bangli, pada Sabtu malam (31/5).

Kopi Arabika Kintamani: Komoditas Unggulan Bersertifikat IG

Dalam kesempatan tersebut, Erawan menekankan bahwa kopi arabika Kintamani merupakan produk unggulan yang telah memiliki sertifikat Indikasi Geografis (IG) sejak tahun 2008, menjadikannya sebagai kopi pertama di Indonesia yang mendapatkan sertifikat tersebut. Hal ini, menurutnya, menjadi tanggung jawab besar bagi para petani untuk menjaga mutu dan identitas kopi lokal Bali. “Saat ini harga kopi arabika Kintamani gelondong merah sudah mencapai Rp16.000 per kilogram. Ini momentum baik untuk beralih ke sistem pertanian organik,” ujar Erawan.

Pertanian Organik: Syarat Wajib Ekspor Kopi Arabika Kintamani

Erawan mengingatkan bahwa sistem pertanian ramah lingkungan dan panen petik merah adalah dua pilar penting dalam menjaga kualitas kopi. Negara-negara seperti Jepang mensyaratkan kopi bebas dari residu kimia untuk bisa masuk pasar mereka. Oleh karena itu, kopi organik Kintamani akan memiliki daya saing lebih tinggi di pasar internasional.

Namun, ia juga menekankan bahwa transisi ke pertanian organik tidak bisa sepenuhnya dibebankan pada petani. Pemerintah dan pemangku kepentingan perlu hadir memberikan subsidi pupuk organik, edukasi, serta bantuan teknis. “Bibit unggul seperti varietas kopyol dan USDA sudah tersedia di Kintamani. Yang dibutuhkan sekarang adalah dukungan untuk distribusi pupuk dan pestisida organik,” katanya.

Manfaatkan Pendapatan Kopi Arabika Secara Bijak

Erawan juga mengimbau petani untuk mengelola hasil penjualan kopi secara bijak, seperti untuk investasi usaha atau peningkatan kualitas sumber daya manusia. Menurutnya, pertanian kopi Kintamani bukan hanya soal keuntungan saat panen, tetapi juga tentang keberlanjutan generasi petani ke depan.

Ambulans Gratis dan Aspirasi Infrastruktur

Sebagai bentuk terima kasih kepada masyarakat Desa Mengani atas dukungan selama ini. Erawan yang juga pemilik Klinik Kesehatan di Desa Catur, menyediakan layanan ambulans dan mobil jenazah gratis untuk masyarakat yang membutuhkan. “Jangan ragu menghubungi saya jika ada warga yang membutuhkan ambulans. Semua gratis, agar uang kopi bisa digunakan untuk keperluan lainnya,” tegasnya.

Dukungan untuk Infrastruktur Pertanian

Dalam forum yang sama, Wakil Ketua MPIG Kopi Arabika Kintamani, I Made Sarjana, meminta dukungan Erawan untuk memperjuangkan pembangunan jalan tembus dari Desa Mengani menuju Belok-Sidan, Badung. Infrastruktur ini penting untuk menunjang sektor pertanian dan pariwisata di Kintamani Barat.

Sat Polairud Karangasem Tingkatkan Patroli Pantai untuk Keamanan Wisatawan di Villa Coklat Jasri

Shares: