INSERT BALI, Denpasar – Gubernur Bali 2018 – 2023, Wayan Koster disambut Salam Pancasila, dengan pekik merdeka, merdeka, merdeka oleh mahasiswa dan dosen di Bali Dwipa University. Sambutan hangat itu diberikan saat Wayan Koster memberikan Kuliah Umum yang bertema “Gen-Z Penerus Masa Depan Bali : Membangun Peradaban Masa Depan Bali”, pada Senin, 29 Juli 2024.
Dalam kuliah umum tersebut, Ketua Yayasan Pendidikan Usadha Teknik Bali, DR. IR. I Wayan Adnyana, SH, M.KN menyebut Wayan Koster adalah pemimpin Bali yang pernah merasakan kehidupan sangat miskin di Desa Sembiran, Buleleng. Namun, pengalaman hidup yang pernah dijalani Wayan Koster diharapkannya menjadi pelecut semangat mahasiswa Bali Dwipa University untuk menjadi orang sukses di kemudian hari. “Bapak Wayan Koster ini pernah merasakan garis kemiskinan, namun ia tidak pernah putus semangat untuk mengejar ilmu pengetahuan. Karenannya Pak Koster dikenal sangat jago ilmu matematika dan akhirnya sukses menempuh pendidikan sarjana di Institut Teknologi Bandung (ITB),” ujar Dr. Wayan Adnyana.
Adnyana juga menyebut, Wayan Koster tidak hanya jago matematika, namun ia di ITB sangat dikenal sebagai aktivis mahasiswa yang mencintai seni budaya Bali, sehingga Wayan Koster dipercaya sebagai Ketua Unit Kesenian Mahagotra Ganesha ITB, Bandung saat itu.
Wayan Koster Sosok Pemimpin yang Humble dan Visioner
Rektor Bali Dwipa Jaya, DR. IR. Ketut Suriasih, M.APP, SC bersama Guru Besar Fakultas Teknologi Pertanian Unud, Prof. DR. IR. I Nyoman Sucipta, M.P menilai Wayan Koster adalah sosok pemimpin Bali yang “humble” atau rendah hati, visioner, dan memiliki dedikasi kuat untuk memajukan Bali. “Haluan Pembangunan Bali Masa Depan, 100 Tahun Bali Era Baru 2025-2125” adalah salah satu kebijakan strategis yang dibuat oleh Wayan Koster. Melalui Peraturan Daerah Provinsi Bali Nomor 4 Tahun 2023, kebijakan itu untuk menjaga Pulau Bali ini secara berkelanjutan. “Wayan Koster juga sangat berdedikasi dalam menata kawasan suci Pura Agung Besakih, jadi inilah pemimpin visioner yang menjaga peradaban Bali untuk masa depan Bali,” jelasnya.
Wayan Koster dalam kuliah umumnya menguraikan tentang masalah yang dihadapi Bali. Kata Koster ada 6 masalah yang dihadapi Pulau Dewata, diantaranya: 1) Wilayah Bali yang kecil (luas 5.590 Km2), telah menjadi pertarungan banyak pihak yang mengeksploitasi Bali. 2) Jumlah Penduduk Bali 4,32 juta yang semakin meningkat, saat ini membutuhkan sumber kehidupan. 3) Terkikisnya adat, tradisi, seni, budaya dan kearifan lokal yang dapat mengancam keajegan dan daya tarik Bali. 4) Sumber daya alam semakin terbatas, yang mampu mengancam kehidupan masyarakat. 5) Lahan produktif dan sawah semakin berkurang akibat masifnya alih fungsi lahan; dan 6) Kebutuhan pangan yang strategis semakin bergantung dari luar.
Wayan Koster Rancang Pembangunan Masa Depan Bali
Atas masalah tersebut, berbagai upaya telah dilakukan oleh Gubernur Bali 2018 – 2023, Wayan Koster. Beberapa upaya tersebut ditandai dengan adanya pencapaian pembangunan Bali 5 Tahun (2018-2023). Pencapaian itu meliputi menjaga adat, tradisi, seni, budaya dan kearifan lokal Bali. Menjaga kelestarian ekosistem alam, bangga produk lokal Bali dan pembangunan infrastruktur. Serta sarana – prasarana strategis dan memperkokoh perekonomian Bali.
Untuk pembangunan masa depan Bali juga telah direncanakan oleh Wayan Koster. Melalui landasan Undang – Undang Nomor 15 Tahun 2023 tentang Provinsi Bali dan Perda Provinsi Bali Nomor 4 Tahun 2023 tentang Haluan Pembangunan Bali Masa Depan, 100 Tahun Bali Era Baru 2025 – 2125. Landasan diatas diharapkan mampu membangun Masa Depan Bali dengan : 1) Memperkuat dan memajukan adat, tradisi, seni, budaya dan kearifan lokal Bali. 2) Pengendalian alih fungsi lahan produktif dan sawah; 3) Kedaulatan pangan. 4) Bali Mandiri Energi dengan Energi Bersih; 5) SDM Bali Unggul. 6) Meningkatkan pembangunan infrastruktur; dan 7) Transformasi ekonomi.
Wayan Koster diakhir kuliah umumnya mendapat apresiasi, karena mampu mewujudkan pemerataan pembangunan di Bali, yang diantaranya meliputi: 1) Pelindungan Kawasan Suci Pura Agung Besakih; 2) Pembangunan Kawasan Pusat Kebudayaan Bali (dalam proses); 3) Turyapada Tower KBS 6.0 Kerthi Bali (dalam proses dan hampir selesai); 4) Shorcut Singaraja-Mengwitani; 5) Pelabuhan Sanur-Denpasar; 6) Pelabuhan Sampalan-Nusa Penida; 7) Pelabuhan Bias Munjul-Nusa Ceningan; sampai 8) Jalan Tol Jagat Kerthi Bali, Gilimanuk-Mengwi (dalam proses).