INSERT BALI, Denpasar – Tari Legong Bali merupakan salah satu kesenian Pulau Dewata yang akan membuatmu terpesona dengan setiap gerakan dan ekspresi penarinya. Tarian yang berawal dari istana ini punya banyak aspek menarik, mulai dari makna, gerakan, hingga propertinya.
Untuk kamu yang ingin memahami lebih dalam mengenai pesonanya, mulai dari sejarah, makna, gerakan, hingga propertinya, ini penjelasan lengkapnya!
Sejarah dan Makna Tari Legong Bali
Tari Legong merupakan seni tari Bali yang populer dengan gerakan yang lemah gemulai dan anggun.
Pada awal sejarah Tari Legong, kesenian ini hanya dipertunjukan di lingkungan keraton yang bertujuan sebagai penghibur para raja dan tamu istana. Namun seiring perubahan zaman, tarian ini pun makin mudah dinikmati masyarakat umum, hingga akhirnya menjadi bagian tradisi seni di berbagai desa di Bali.
Nama Legong merupakan perpaduan dari ““leg” artinya lentur atau fleksibel dan “gong” yang merujuk pada gamelan. Berdasarkan kedua kata itu, maka tarian ini artinya adalah gerakan lentur yang mengikuti irama gamelan.
Selain makna berdasarkan kata pembentuknya, makna Tari Legong juga berkaitan dengan unsur spiritual.
Pada masa awal kehadirannya, tari ini merupakan representasi keyakinan Hindu Bali. Salah satu kisah mitologi di dalamnya adalah mengenai Betari Giri Putri yang turun ke bumi demi mengobati Siwa.
Gerakannya juga bukan sekadar memperlihatkan keindahan, namun juga melambangkan berbagai nilai spiritual. Karena itulah, tidak mengherankan jika kesenian ini hingga sekarang selalu dinantikan pertunjukannya oleh penduduk lokal maupun wisatawan.
Gerakan Tari Legong
Estetika tingkat tinggi merupakan inti dari setiap gerakan tarian ini, sehingga kamu bisa merasakan keanggunan dan keteraturan. Semua gerakan penari pun selaras dengan tabuhan gamelan.
Struktur yang menjadi landasan tari ini, yaitu Pepeson (pembukaan), Bapang, Pengawak, Pengipuk, Pesiat, serta Pekaad (penutup).
Selain gerakan yang indah, keunikan tarian ini adalah pada ekspresi wajah si penari yang terlihat ceria namun penuh makna. Untuk menambah daya tarik visual selama pementasan tari, penari juga memanfaatkan kipas.
Pada sejumlah versi Tari Legong, misalnya Legong Keraton, akan ada tiga penari yang melakukan pementasan, yang terdiri dari dua penari utama dan seorang penari Condong yang bertugas sebagai pembuka.
Inspirasi gerakan tarian ini juga berasal dari salah satu tarian tertua Bali, yaitu Tari Gambuh. Jika gerakan Tari Gambuh cukup kompleks, maka gerakan Tari Legong justru terlihat lebih sederhana, tanpa mengurangi estetikanya.
Properti Pementasan Tari
Untuk membuat pentas tarian ini lebih istimewa, biasanya ada beberapa pakaian dan properti yang menjadi pelengkap, yaitu:
- Gelungan: Hiasan kepala yang berasal dari daun puring, janur, dan bunga yang didesain cantik agar membuat penari terlihat memesona selama pementasan
- Kain songket: Kain ini selama penampilan berada di pinggul penari, Agar tidak mudah lepas dan tetap terlihat cantik, penari menggunakan stagen untuk mengikatnya
- Mahkota: Mahkota cantik yang yang diletakkan di tengah kepala penari untuk meningkatkan kesan mewah dan anggun
- Kembang goyang: Berasal dari bunga-bunga dengan susunan memanjang. Posisinya ada di sebelah mahkota penari, sehingga ketika ada gerakan, bunga-bunga ini juga ikut bergerak
- Badong: Berasal dari kulit hewan dan berwarna emas, di mana letaknya di leher penari, layaknya sebuah kalung
- Kipas tangan: Visualnya mengkilap dengan warna cerah, sehingga terlihat mewah. Gunanya untuk mempertegas gerakan pada tangan penari
Nah, setelah mempelajari makna, gerakan, dan properti Tari Legong Bali ini, apakah minatmu untuk menyaksikannya jadi meningkat? Jika iya, pastikan untuk memasukkannya ke dalam itinerary wisatamu saat pelesir ke Bali ya!