Tiga Nilai Utama Penentu Sukses Vaksinasi Rabies di Gianyar

Tiga Nilai Utama Sukses Vaksinasi Rabies di Gianyar

GIANYAR, InsertBali – Keberhasilan pelaksanaan vaksinasi rabies dan eliminasi selektif tertarget di lapangan tidak hanya bergantung pada kemampuan teknis petugas, tetapi juga pada penerapan tiga nilai utama: profesionalisme, adaptabilitas, dan integritas. Ketiga nilai ini menjadi fondasi penting agar program berjalan efektif, etis, serta mendapat dukungan penuh dari masyarakat.

Kepala UPTD Puskeswan III Gianyar, I Nyoman Arya Dharma, seizin Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Gianyar, Anak Agung Putri Ari, Rabu (15/10/2025), menjelaskan bahwa profesionalisme sangat berperan dalam memastikan setiap petugas bekerja sesuai standar tinggi.

“Petugas di lapangan harus mampu mengidentifikasi anjing sehat dan yang bergejala rabies secara akurat, serta melaksanakan prosedur vaksinasi maupun eliminasi sesuai aturan teknis,” ujarnya.

Ia menambahkan, etika dalam memperlakukan hewan juga menjadi aspek krusial yang tidak boleh diabaikan.

“Kita harus memastikan tindakan di lapangan tidak menimbulkan reaksi negatif dari masyarakat atau LSM pencinta hewan. Petugas wajib berkomunikasi dengan baik dan memberikan edukasi secara ramah serta informatif,” tambahnya.

Kondisi sosial budaya masyarakat jadi salah satu penentu sukses Vaksinasi Rabies

Selain profesionalisme, adaptabilitas atau kemampuan menyesuaikan diri dengan kondisi sosial budaya masyarakat juga menjadi kunci keberhasilan program. Setiap wilayah memiliki karakteristik yang berbeda, sehingga pendekatan pun harus disesuaikan.

“Di beberapa daerah, masyarakat memiliki pandangan khusus terhadap anjing, bahkan ada yang melarang menyentuh anjing liar. Dalam situasi seperti ini, petugas harus mampu menyesuaikan strategi tanpa mengabaikan tujuan program,” jelas Arya Dharma.

Ia mencontohkan bahwa tim lapangan sering kali mengubah metode eliminasi dari penangkapan terbuka menjadi metode humanis seperti Metoda Tulup apabila masyarakat menolak cara konvensional.

“Kami juga menyesuaikan waktu pelaksanaan vaksinasi agar tidak berbenturan dengan upacara adat masyarakat setempat,” imbuhnya.

Sementara itu, integritas disebut sebagai roh utama dalam pelaksanaan kegiatan. Petugas wajib menjaga kejujuran dan akuntabilitas, terutama dalam pencatatan data vaksinasi dan eliminasi.

“Data lapangan harus akurat karena menjadi dasar penilaian keberhasilan program. Selain itu, eliminasi hanya boleh dilakukan terhadap anjing berisiko tinggi menularkan rabies, bukan secara massal,” tegasnya.

Ia juga menekankan pentingnya kepatuhan terhadap prosedur administrasi, termasuk adanya surat permohonan eliminasi. Surat yang berisi kesediaan mendampingi proses hingga penguburan bangkai anjing.

“Integritas mencegah tindakan tidak etis atau penyalahgunaan wewenang di lapangan,” kata Arya Dharma.

Dari sisi etika kerja, petugas juga diingatkan untuk tidak tunduk pada tekanan pihak tertentu yang dapat mengganggu objektivitas program.

“Kita harus konsisten antara nilai, tindakan, dan tujuan pelayanan publik. Program ini bukan sekadar kegiatan teknis, tetapi juga mencerminkan tanggung jawab moral,” tandasnya.

Arya Dharma menegaskan, keberhasilan vaksinasi rabies dan eliminasi selektif tertarget bergantung pada penerapan tiga nilai tersebut.

“Profesionalisme memastikan pekerjaan dilakukan dengan benar, adaptabilitas menjamin penerimaan masyarakat, dan integritas menjaga kepercayaan publik. Tanpa ketiganya, program bisa menghadapi penolakan, kegagalan administratif, bahkan kritik dari komunitas nasional maupun internasional,” tutupnya.

Shares: