![](https://insertbali.com/wp-content/uploads/2023/10/WhatsApp-Image-2023-10-03-at-04.00.24-1024x576.jpeg)
Batik Merupakan Salah Satu Warisan Leluhur
Jakarta, insertbali.com – Penjabat (Pj.) Ketua Dewan Kerajinan Nasional Daerah (Dekranasda) Provinsi Bali Ny. Ida Mahendra Jaya menghadiri peringatan Hari Batik Nasional Tahun 2023 yang dibuka oleh Ketua Dekranas Ibu Hj. Wury Ma’ruf Amin di Museum Batik Taman Mini Indonesia Indah (TMII), Jakarta Timur, Senin (Soma Umanis, Medangkungan), 2 Oktober 2023.
Ketua Dekranas Ibu Hj. Wury Ma’ruf Amin menyampaikan peringatan tersebut menjadi momentum mengingatkan seluruh komponen bangsa Indonesia untuk terus mengapresiasi batik Indonesia sebagai salah satu warisan budaya yang harus dilestarikan.
“Batik Indonesia telah melewati perjalanan panjang batik yang awalnya hanya dikerjakan di dalam Keraton untuk pakaian para raja dan keluarganya, kini telah meluas menjadi seni yang digemari dan menjadi milik rakyat Indonesia,” kata Ibu Hj. Wury.
Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Mendikbudristek) RI Nadiem Anwar Makarim, menyampaikan hal yang sama, Iaturut mengutarakan rasa syukur atas kekayaan warisan leluhur yang bangsa Indonesia miliki, seperti benda-benda bersejarah, pengetahuan, adat istiadat, karya seni, serta tradisi yang terus bertahan dari generasi ke generasi turut membentuk peradaban bangsa serta membawa Indonesia ke panggung internasional berkat pengakuan sebagai warisan dunia
Tak sekedar menghadiri, Pj. Ketua Dekranasda Provinsi Bali Ny. Ida Mahendra Jaya pada kesempatan itu juga langsung meninjau pengrajin batik tulis asal Bali yang turut memeriahkan acara tersebut. Komunikasi dua arah pun terjalin saat pertemuan tersebut. Dengan seksama, Ny. Ida Mahendra Jaya menyimak saran dan tantangan dalam membatik oleh para pengrajin tersebut. Sembari melontarkan beberapa saran terkait tantangan tersebut.
Membatik Perlu Keahlian khusus
Saking tertariknya dengan proses membatik, Ny. Mahendra Jaya pun tak menyia-nyiakan kesempatan untuk mencoba sendiri secara langsung proses membubuhkan tinta di atas kain menggunakan alat yg bernama canting tersebut.
Setelah mendapat arahan langsung dari para pengrajin, akhirnya Pj. Ketua Dekranasda berhasil menorehkan beberapa guratan cairan malam di atas kain dengan baik. “Sangat menarik dan menyenangkan, ternyata membatik memerlukan keahlian khusus. Walaupun begitu, semoga semakin banyak yang menggemarinya agar kerajinan ini tidak punah,” cetusnya
Tiga pengrajin Batik Bali turut berpartisipasi bersama 122 pembatik lainnya, guna membatik berbagai motif yang mewakili 33 daerah se Indonesia. Salah satunya I Wayan Mahendra – Kembang Sari Batik Painting (Gianyar), merupakan UMKM binaan yang mendapat fasilitas dari Dekranasda Provinsi Bali. Serta dua pengrajin lainnya I Gusti Ayu Dyah Pratiwi (Gianyar) dan I Gusti Ayu Mahardiyani (Buleleng) mendapat fasilitas dari Yayasan Batik Indonesia:
Pengrajin I Gusti Ayu Dyah Pratiwi (Gianyar) yang baru merintis usaha batik mengungkapkan semangatnya untuk mengembangkan kerajinan ini di Bali, sehingga konsumen – konsumen Bali memiliki alternatif lain selain Endek namun tetap mengedepankan kearifan lokal yang ada.
“Seperti kita ketahui sendiri, Bali memiliki beragam motif hiasan yang tertuang dalam seni membatik. Ini yang menurut saya menjadi peluang untuk dikembangkan di Bali. Saya juga merasa berbangga, melalui event ini bisa bertemu dan memperkenalkan secara langsung kerajinan Batik Bali kepada Ibu Pj. Ketua Dekranasda Provinsi Bali,” ungkapnya.