
Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Parekraf) Sandiaga Salahudin Uno, mengatakan Bali masih menjadi penyumbang devisa negara terbesar bagi Indonesia, terbanyak kedua setelah industri Minyak dan Gas. “Bali ini masih menjadi top of mind untuk pariwisata Indonesia. 50% revenue kita dari Bali, dari devisa yang kita dapat sekitar US$ 20 miliar setahun. By the way pariwisata penyumbang devisa terbesar nomor dua setelah migas,” jelasnya dalam wawancara khusus Prime World CNBC Indonesia, Rabu (22/12).
Sandi mengakui fokus pemerintah saat ini menghidupkan ekonomi Bali dan Kepulauan Riau. Terlebih Bali merupakan provinsi yang pertumbuhan ekonominya terbawah, juga dari segi PHK terbesar sehingga butuh kepastian. “Ini menjadi pusat perhatian pemerintah terutama keadaan ekonomi yang mengkhawatirkan. Jadi saya bilang yang terdampak adalah Bali dan Kepulauan Riau kita fokuskan kebijakan disini,” jelasnya.
Sedangkan daerah lain sudah disiapkan program seperti desa wisata di 34 provinsi, juga lima destinasi super prioritas. Jadi menurut Sandy perhatian pemerintah harus dibagi rata terfokus di bali. Mulai dari fokus tingkat vaksinasi, protokol kesehatan, dan penerapan aplikasi peduli lindungi.
Selain itu fokus pemerintah saat ini juga mau menggerakkan wisatawan domestik, melihat pelancong luar negeri masih sedikit. Dari catatannya wisatawan luar negeri pada 2019 lalu mencapai 16 juta, turun menjadi 4 juta di 2020, lalu pada tahun ini turun kembali menjadi 2 juta. “Jadi mancanegara ini bukan fokus kita karena Covid. Fokus kita nusantara. Nusantara diharapkan ada peningkatan 280 juta pergerakan. Ini jadi dagingnya sekarang. Dulu memang wisatawan mancanegara,” jelasnya.