BULELENG – Program Pengelolaan Sampah Berbasis Sumber (PSBS) di Buleleng terus digalakkan. Tujuannya, mengubah mindset masyarakat agar mau mengelola sampah dari rumah.Kegiatan Sosialisasi PSBS dan Gerakan Bali Bersih Sampah digelar di Desa Umeanyar dan Desa Adat Pancasari. Kegiatan ini menjadi langkah penting untuk mendorong kesadaran masyarakat.
Berbagai narasumber lintas bidang hadir memberi edukasi tentang pengelolaan sampah. Salah satunya, Prof. Dr. Ni Luh Kartini dari Universitas Udayana. Ia menegaskan, kebiasaan membakar sampah harus segera dihentikan.“Kebiasaan membakar sampah berbahaya bagi kesehatan,” ujarnya tegas. Menurutnya, PSBS bukan hanya mengurangi sampah, tetapi juga memanfaatkan sumber daya alami.Ia menjelaskan, Bali menuju pertanian organik dengan konsep pengolahan sampah organik. Sampah bisa diolah menjadi pupuk alami melalui vermicompost atau pemanfaatan cacing tanah.
Prof. Kartini menyoroti bahaya sampah plastik. Plastik mengandung bahan kimia berbahaya seperti dioksin yang bisa mencemari lingkungan.“Dioksin dapat masuk ke tanah, air, dan makanan,” jelasnya. Ia menekankan, gerakan bersih sampah adalah gerakan moral untuk menjaga bumi.
Sementara itu, Camat Sukasada I Gusti Ngurah Suradnyana menyatakan dukungan penuh terhadap program PSBS Buleleng.“Kami memiliki 14 desa dan hampir 96 ribu penduduk,” katanya. Kecamatan terus mendorong edukasi pengelolaan sampah berbasis sumber.
Dua TPST (Tempat Pengolahan Sampah Terpadu) telah dibangun di wilayahnya. Selain itu, diterapkan perarem desa adat dan dikembangkan konsep Teba Modern.Konsep ini mendorong pengelolaan sampah rumah tangga berbasis pekarangan. Hasilnya bisa mendukung ekonomi sirkular masyarakat.
PSPB Untuk Ubah Pola Pikir
Sekretaris I TP PKK Buleleng, Ny. Hermawati Supriatna, mengajak semua pihak berkomitmen. “Mari ubah pola pikir dari membuang menjadi mengelola sampah,” ujarnya.Menurutnya, masalah sampah nasional hanya bisa diselesaikan dengan gotong royong. Pemerintah, desa adat, dan keluarga harus bekerja bersama.“Mari ubah mindset kita untuk memisahkan sampah dari rumah,” tegasnya.
Melalui kegiatan ini, masyarakat Buleleng diharapkan makin sadar. Pengelolaan sampah berbasis sumber adalah langkah nyata menuju Bali bebas sampah.Gerakan ini bukan sekadar rutinitas, tetapi tanggung jawab bersama. Dimulai dari rumah, dari keluarga, dan dari diri sendiri.
Pemasangan LPJU di Kabupaten Klungkung Sesuai Ketentuan yang Berlaku


















