Realisasi TKD Bali Capai Rp8,16 Triliun per Agustus 2025, Beberapa Komponen Turun

Denpasar, 2 Oktober 2025 – Kementerian Keuangan (Kemenkeu) mencatat bahwa hingga Agustus 2025, penyaluran Transfer ke Daerah (TKD) untuk Bali telah mencapai Rp8,16 triliun atau 67,18 persen dari total pagu tahun 2025 sebesar Rp12,1 triliun. Meski nilainya menurun 2,32 persen dibanding periode yang sama tahun 2024 (Rp8,35 triliun), pemerintah menegaskan bahwa penurunan ini tidak mencerminkan pengurangan manfaat yang diterima daerah.

Menurut Kepala Kanwil Direktorat Jenderal Perbendaharaan (DJPb) Bali, Muhammad Mufti Arkan, perbedaan pencatatan disebabkan oleh perubahan mekanisme penyaluran, di mana kini sebagian dana langsung dikirimkan pusat ke penerima manfaat, tanpa melalui pemerintah daerah.

“Contohnya tunjangan profesi guru (TPG), sekarang langsung ditransfer ke rekening guru. Itu membuat belanja lebih cepat dan mengurangi beban administrasi di pemda,” ujar Mufti dalam konferensi pers di Denpasar.

Penurunan TKD Disebabkan Perubahan Mekanisme, Bukan Pengurangan Dana

Mufti menjelaskan bahwa meskipun angka TKD Bali tampak menurun, dana seperti gaji ASN, operasional pemda, serta belanja rutin lainnya tetap terakomodasi. Perubahan mekanisme ini justru dianggap mempercepat penyaluran dan meningkatkan efisiensi anggaran.

Mana yang Naik dan Mana yang Turun?

Komponen TKD yang Tumbuh Positif:

  • Dana Desa: Rp 647,07 miliar (mendekati 97% dari pagu tahunan).

  • Dana Insentif Daerah: Rp 186,50 miliar, tumbuh 63% secara tahunan.

  • Dana Bagi Hasil: Rp 453,57 miliar, melonjak 162% secara tahunan.

Komponen TKD yang Mengalami Kontraksi:

  • DAK Nonfisik: Realisasi Rp 1,45 triliun, turun 17,47% yoy, baru 57,3% dari pagu.

  • DAK Fisik: Realisasi Rp 99,21 miliar, turun drastis 53,09%, baru 26,68% dari pagu.

Mufti menekankan perlunya penguatan pengawasan penyaluran dana, terutama untuk DAK fisik, agar belanja tidak hanya dikontrakkan tetapi juga benar-benar disalurkan dan dimanfaatkan tepat waktu.

Rincian Dana Alokasi Khusus (DAK) Fisik Bali 2025

Dari total rencana kegiatan DAK fisik setelah efisiensi sebesar Rp251,83 miliar, per 29 Agustus 2025 telah tercatat kontrak sebesar Rp237,77 miliar (94,4%). Namun, dana yang benar-benar disalurkan baru Rp99,21 miliar.

 Fokus Penggunaan DAK Fisik:

  • Sektor Kesehatan: Rp 74,85 miliar untuk penguatan layanan kesehatan.

  • Sektor Pendidikan: Rp 16,99 miliar untuk PAUD, perpustakaan, SD, SMP, SMA/SMK.

DAK Nonfisik Bali 2025: Fokus pada Pendidikan dan Kesehatan

Kemenkeu juga menyalurkan DAK nonfisik yang difokuskan pada layanan dasar pendidikan dan kesehatan:

  • Bantuan Operasional Satuan Pendidikan (BOSP): Rp 717,26 miliar

  • Tunjangan Profesi Guru (TPG): Rp 638,53 miliar (langsung dari pusat ke guru)

  • Bantuan Operasional Kesehatan Puskesmas: Rp 24,37 miliar

  • BOK Dinas Kesehatan: Rp 27,17 miliar

  • BOK Pengawasan Obat & Makanan: Rp 1,62 miliar

  • Bantuan Operasional Keluarga Berencana: Rp 22,79 miliar

Kemenkeu Dorong Optimalisasi Penyaluran Anggaran

Dengan realisasi TKD baru mencapai dua pertiga dari pagu tahunan, Kementerian Keuangan meminta pemerintah daerah terus mengawal penyaluran dana, khususnya DAK fisik, agar seluruh program pembangunan dan pelayanan publik dapat berjalan optimal hingga akhir tahun anggaran.

Jeff Bezos Prediksi Data Center Gigawatt Akan Dibangun di Luar Angkasa dalam 10–20 Tahun

Shares: