Jakarta, 12 Juni 2025 – Ketua Komisi IV DPRD Provinsi Bali, I Nyoman Suwirta, menegaskan dukungan penuh DPRD Bali terhadap pengembangan pendidikan berbasis agama Hindu. Termasuk lembaga Widyalaya, dalam audiensi strategis bersama Ditjen Bimas Hindu Kementerian Agama RI. Pertemuan berlangsung di Ruang Sidang Lantai 14 Gedung Ditjen Bimas Hindu, Kementerian Agama RI, Jakarta.
Audiensi ini menjadi ajang penguatan sinergi antara pemerintah pusat dan daerah,.Khususnya dalam bidang pendidikan Hindu dan isu-isu sosial keagamaan yang relevan di Bali. I Nyoman Suwirta hadir bersama jajaran Komisi IV DPRD Bali dan mendapat sambutan langsung dari Dirjen Bimas Hindu, Prof. I Nengah Duija, serta Sekretaris Ditjen, Dr. Ida Made Pidada Manuaba.
I Nyoman Suwirta: Widyalaya Harus Jadi Pilar Pendidikan Hindu di Bali
Suwirta menyampaikan apresiasi atas kesempatan berdialog langsung dengan Ditjen Bimas Hindu. Ia menyebut pertemuan ini membuka cakrawala baru bagi DPRD Bali, yang tidak hanya fokus pada penguatan lembaga Widyalaya. Tetapi juga pada isu-isu komprehensif yang melibatkan masyarakat Hindu di Bali.
“Audiensi ini membuka wawasan kami bahwa penguatan Widyalaya tidak bisa berdiri sendiri. Harus ada kolaborasi regulasi, penguatan data, serta kesadaran kolektif untuk menjawab tantangan budaya seperti kesepekang, kanolayang, dan optimalisasi data keagamaan,” tegas Suwirta.
Ia menegaskan bahwa DPRD Bali siap mendukung penuh pengembangan Widyalaya, baik melalui penganggaran, regulasi daerah, maupun kemitraan kelembagaan. Dukungan ini dinilai krusial untuk menjawab kebutuhan generasi muda Hindu akan pendidikan berbasis agama dan budaya Bali yang lebih sistematis dan berkualitas.
Ditjen Bimas Hindu: Bali Cocok Jadi Pilot Project Widyalaya Nasional
Dirjen Bimas Hindu, Prof. I Nengah Duija, dalam audiensi tersebut menekankan pentingnya sinergi daerah dalam memperkuat program-program strategis Ditjen, terutama Widyalaya, sebagai lembaga pendidikan Hindu berbasis keagamaan dan kearifan lokal.
Beliau menyoroti tiga fokus prioritas Ditjen Bimas Hindu: Cinta dan Kemanusiaan, Teoekologi (agama dan lingkungan), dan Toleransi, yang selaras dengan visi Nangun Sat Kerthi Loka Bali.
“Bali memiliki karakteristik historis, budaya, dan komposisi masyarakat Hindu yang sangat mendukung sebagai pilot project nasional Widyalaya. Kami harap sinergi dengan DPRD Bali bisa memperkuat realisasi ini,” ungkap Dirjen Duija.
Efisiensi Anggaran Perlu Diimbangi Dukungan Daerah
Dalam pemaparannya, Dirjen juga menyampaikan bahwa meskipun Ditjen Bimas Hindu telah mencetak hampir 30 guru besar. Dan mentransformasi sejumlah perguruan tinggi Hindu menjadi institut, tantangan anggaran menjadi isu krusial.
Dengan pemangkasan anggaran dari Rp767 miliar menjadi Rp287 miliar, banyak kegiatan, termasuk bantuan kepada lembaga keagamaan dan pendidikan, terdampak. Oleh karena itu, dukungan daerah seperti dari DPRD Bali menjadi krusial untuk menutup kekosongan ini.
Sinergi Bali-Pusat Semakin Solid
Pertemuan antara DPRD Bali dan Ditjen Bimas Hindu ini menjadi momen strategis memperkuat komitmen bersama. Membangun pendidikan Hindu berbasis nilai dan budaya lokal. Peran I Nyoman Suwirta sebagai Ketua Komisi IV DPRD Bali menunjukkan bahwa Bali tidak hanya siap. Tetapi juga berinisiatif menjadi pelopor transformasi pendidikan Hindu nasional.