Denpasar, 13 Juni 2026 – DPRD Provinsi Bali menggelar Coffee Morning bersama insan media di Gedung Wantilan Sekretariat DPRD Bali. Acara ini diinisiasi untuk mempererat hubungan antara lembaga legislatif dan media massa sebagai mitra strategis dalam membangun Bali. Acara dibuka oleh Sekretaris Dewan DPRD Provinsi Bali, Ketut Nayaka, dan dihadiri oleh anggota Komisi I DPRD Provinsi Bali.
Nyoman Supartha: Media Adalah Jembatan Sosialisasi Regulasi Pro-Rakyat
Dalam forum yang berlangsung hangat tersebut, Anggota Komisi I DPRD Bali Made Supartha menekankan pentingnya peran media. Dalam menyampaikan informasi pembangunan dan kebijakan daerah kepada masyarakat secara utuh dan berimbang.
“Momen seperti ini penting untuk membangun hubungan dua arah yang sehat. Banyak regulasi strategis yang telah dilahirkan oleh kepemimpinan Gubernur Wayan Koster, dan butuh dukungan media agar bisa dipahami serta diimplementasikan oleh masyarakat Bali,” ujar Made Supartha.
Ia menilai bahwa sosialisasi yang kuat terhadap regulasi daerah akan mempercepat kesadaran kolektif masyarakat dalam mendukung visi Bali yang berdaulat secara budaya, ekonomi, dan spiritual. Kolaborasi antara legislatif dan media, menurutnya, adalah kunci utama dalam menjaga Bali dari tekanan globalisasi yang tidak selalu sesuai dengan nilai-nilai lokal.
Perkuat Sinergitas untuk Kemajuan Bali
Sekretaris Dewan DPRD Bali, Ketut Nayaka, dalam sambutannya menyampaikan bahwa Coffee Morning ini menjadi wadah strategis untuk memperkuat sinergi antara DPRD dan media.
“Acara ini menjadi kesempatan bagi kami untuk berbicara langsung dengan rekan-rekan media, memperkuat hubungan, dan menciptakan kerja sama yang saling mendukung demi kemajuan Bali,” katanya.
Isu Strategis: Pariwisata, Pendidikan, dan Tata Kelola Bali
Beberapa anggota DPRD lainnya juga menyampaikan pandangan penting: Dewa Nyoman Rai menyoroti kontribusi besar sektor pariwisata yang mencapai Rp107 triliun. Namun belum memberikan dampak yang optimal bagi masyarakat Bali. Ia menekankan perlunya evaluasi tata kelola agar Bali tetap menjadi destinasi kelas dunia tanpa kehilangan identitas budaya. Dr. Sumpir mengangkat pentingnya kepatuhan terhadap regulasi pendidikan dan menjaga integritas proses belajar mengajar. Ia juga mengkritisi pengalaman wisatawan yang kerap terganggu oleh kemacetan dan regulasi yang membingungkan saat tiba di Bali. sedangkan I Ketut Rochineng menyampaikan bahwa tanpa media yang menyampaikan capaian dan proses kerja DPRD secara terbuka. Semua kerja keras lembaga ini tidak akan diketahui dan diapresiasi oleh publik.
Media dan Legislatif Harus Bersinergi untuk Bali yang Lebih Baik
Kegiatan Coffee Morning DPRD Bali 2026 ini menjadi momentum penting untuk menegaskan kembali bahwa kemajuan Bali memerlukan dukungan lintas sektor. Termasuk dari media massa.