
Karangasem, insertbali.com – Gubernur Bali Wayan Koster, disambut meriah ratusan siswa-siswi beserta guru SMA dan SMK se-Karangasem saat berkunjung ke Kabupaten yang dikenal dengan nama Bumi Lahar tersebut. Acara bertajuk ‘Gubernur Bali Menyapa’ itu dilaksanakan di Lapangan SMKN 1 Amlapura, Kota Amlapura, Kabupaten Karangasem pada Sabtu (26/8) pagi.
Gubernur Bali dalam paparannya menyampaikan dirinya yang berlatar belakang pendidikan sangat konsen dalam upaya memajukan dunia pendidikan di Indonesia. Hal tersebut sudah tercermin saat Pria Asal Sembiran Kabupaten Buleleng ini memulai karier di dunia politik menjadi kader PDI Perjuangan dan tahun 2004 maju hingga lolos menjadi Anggota DPR – RI dari Fraksi PDI Perjuangan di Komisi X yang membidangi pendidikan, kebudayaan, pariwisata, dan olahraga. saat menjadi Anggota Komisi X DPR – RI telah berjuang melahirkan Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005 Tentang Guru dan Dosen.
“Sehingga Guru sekarang memiliki tunjangan profesi satu kali gaji pokok, dan Guru Besar mendapat tunjangan profesi satu kali gaji pokok serta dua kali tunjungan kehormatan dari gaji pokok,” kata Gubernur. ” Karena itu tugas Guru sekarang adalah mengisi diri, meningkatkan pengetahuan dan ilmu. dengan harapan mampu menciptakan generasi bangsa yang cerdas,” katanya.
Tak hanya itu, Gubernur juga membeberkan perannya dalam membidani kebijakan Bantuan Operasional Sekolah (BOS) serta memperjuangkan beasiswa bagi anak kurang mampu di masa jabatannya sebagai anggota DPR RI. ” Jadi sekarang tidak ada cerita lagi anak putus sekolah karena orang tua tidak mampu, tidak ada boleh lagi ada cerita seperti saya dulu yang harus bekerja untuk membiayai sekolah,” tandas Gubernur disambut tepuk tangan.
Gubernur Koster pun sedikit mengenang masa kecilnya yang harus berjuang dalam Kondisinya kurang mampu. Hal tersebut tidak menyurutkan semangatnya untuk belajar keras dari Sekolah Dasar hingga menempuh pendidikan di SMP Bhaktiyasa Singaraja, SMA Negeri Singaraja. ” Saya selalu juara umum, minimal Harapan satu,” ucapnya.
Untuk memenuhi kebutuhan hidup keluarganya, Wayan Koster ulet bekerja meburuh numbeg (nyangkul) menaikkan pasir ke truk di Tejakula, nanggala (bercocok tanam), ngampad ( membersihkan semak belukar untuk lahan pertanian) hingga menjual daun pisang. Namun karena kepiawaiannya di ilmu matematika, kimia, fisika, dan biologi memberanikan diri alias nekat menuntut ilmu ke Perguruan Tinggi Negeri ternama di Indonesia, yaitu di Institut Teknologi Bandung (ITB).
Hidup di perantauan tanpa biaya membuat Ketua DPD PDIP Bali ini harus mencari pekerjaan untuk memenuhi kebutuhan hidupnya sembari menjadi mahasiswa di ITB. Ia pun mencari biaya menjadi guru les matematika ke rumah – rumah yang ada di Kota Bandung, menulis buku, namun tetap aktif menjadi aktivis mahasiswa dan lulus pada tahun 1987 dengan gelar sarjana matematika.
Jalan hidup membawa Gubernur Koster, setelah tiga periode menjadi anggota DPR RI, melanjutkan baktinya kepada daerah dengan menjadi Gubernur Nali. Dalam pemerintahannya Gubernur Wayan Koster menjalankan visi Nangun Sat Kerthi Loka Bali melalui Pola Pembangunan Semesta Berencana menuju Bali Era Baru. ” Dalam visi tersebut, prioritas saya penguatan dan pemajuan kebudayaan Bali, karena budaya merupakan kekuatan utama Bali. Untengnya Bali” tandas Gubernur.
Untuk itu pula Gubernur mengajak siswa siswi di Karangasem untuk turut berbenah diri menghadapi persaingan kedepan. ” Saya berharap adik adik ini sekarang berada di situasi yang bagus, tidak lagi seperti saya dulu. Fokus penuh belajar. Tekun rajin belajar baca buku. Banyak latihan soal dan masuk ke perguruan tinggi yang diinginkan. Miliki cita cita harapan hidup yang baik. Bukan seperti saya yang tidak punya kepastian dulu,” ajak Gubernur.
“Jadi saya minta semua jadi anak baik, Bhakti kepada hyang Widhi, Ida bhatara leluhur, hormat pada orang tua dan guru. Cinta, sayang dan hormat. Karena guru yang beri pengetahuan pada anak-anak, ” imbuhnya lagi.
Untuk para Guru pun Gubernur Bali berpesan untuk menjaga profesionalitas dalam menjalankan profesinya. Sehingga pendidikan di Bali akan berkualitas semakin maju ke depan agar terus berada di peringkat terbaik di Indonesia. “Anak anak kita ini bagus dan gunakan kesempatan ini untuk tingkatkan prestasi setinggi tingginya. Situasi kedepan makin kompleks kompetitif hanya prestasi baik yang bisa membuat kita survive tidak hanya bagi keluarga tapi juga negara dan bangsa,” pinta Gubernur.
Di akhir uraiannya, Gubernur menyampaikan data terkait nama Ketut yang tercatat hanya sebanyak 37 ribu orang atau 6 persen. Diikuti terendah kedua Komang dan Nyoman sebanyak 109 ribu orang atau 18 persen.
Kemudian, nama Putu, Wayan, Gede, sebanyak 233 ribu orang atau 39 persen. Dan nama Made, Kadek, Nengah, 215 ribu orang atau 36 persen. “Hal ini merupakan jadi perhatian khusus yang sangat serius, bahwa kalau tidak dilakukan dengan upaya nyata, nama Ketut terancam punah. Ini lama-lama jadi barang langka, masuk museum nanti,” katanya.
Karena Ia pun meminta siswa Bali jika sudah masa berumah tangga untuk meneruskan keturunan hingga empat anak.”Nanti kalau sudah menikah kalau bisa punya empat anak, akan diberi insentif yang namanya Ketut dan Nyoman,” katanya disambut tepuk tangan.
Sementara itu Kepala Sekolah SMKN 1 Amlapura Wayan Artana mengucapkan terimakasih atas kehadiran Gubernur Bali yang sudah menyempatkan diri hadir menyapa para siswa sekaligus memberikan motivasi luar biasa. ” Kami sangat mendukung program Bapak Gubernur yang luar biasa dengan visi Nangun sat kerthi loka Bali, dimana sangat tepat untuk menjaga dan memperkuat taksu Bali,” tukas Artana.
Hadir pula dalam kesempatan tersebut, Bupati Karangasem I Gede Dana, jajaran Forkompinda Kabupaten Karangasem dan jajaran PGRI Kabupaten.