
Hadir dalam Seminar Haluan Pembangunan Bali Masa Depan 100 Tahun Bali Era Baru
Presiden Kelima RI Prof. Dr. (HC) Megawati Soekarnoputri meminta haluan pembangunan 100 tahun Bali yang dikonsep Gubernur Bali Wayan Koster tetap mengutamakan keberadaan lahan subur. Megawati tidak ingin Bali hanya fokus pada pembangunan infrastruktur atau perhotelan.
Hal itu disampaikan Megawati saat menjadi pembicara utama dalam Seminar Haluan Pembangunan Bali Masa Depan 100 Tahun Bali Era Baru yang diselenggarakan di The Trans Resort Bali, Kabupaten Badung, Bali, Jumat (5/5).
“Berhenti konversi tanah subur. Itu masih harus masuk catatan. Bagaimana petaninya, rakyatnya nanti mau dikasih makan apa? Bali ini subur, awas, lho, kalau enggak bikin Perda konversi tanah itu,” kata perempuan yang menjabat sebagai Ketua Umum PDI Perjuangan itu.
Dirinya juga menyampaikan untuk apa suatu daerah apabila terjadi ketandusan. Megawati mengingatkan kepada pejabat dan masyarakat Bali agar tidak terpesona dengan wisatawan asing. ” Bukan antiasing, tapi jangan sampai rakyat Bali tidak memiliki tempat lagi sehingga tersingkirkan,” katanya.
Megawati menyatakan Bali hanya sedikit daratan dan berbatasan langsung dengan laut sehingga memiliki keterbatasan tanah.”Kamu tersingkirkan, tinggal nyemplung kamu ke laut,” tegas Megawati.
Megawati lantas mencontohkan penduduk asli Jakarta yaitu Betawi yang terpinggirkan sehingga mayoritas rakyatnya bermukim di luar Jakarta. Megawati mengaku harus menyampaikan kebenaran yang pahit itu agar mengingatkan pentingnya pemerintah setempat membuat kebijakan mempertahankan lahan. “Sekarang ke pinggir, ke pinggir, ke pinggir, itu di kota. Nah, ini (Bali) di pulau kecil, kecil, kecil. Lihat saja di peta kecil. Ini yang Bung Karno bilang pemerasan orang pada orang lain,” tandas Megawati.
Sementara itu Gubernur Bali Wayan Koster, mengungkapkan bahwa ia mendapat tugas dari Megawati Soekarnoputri, Presiden Kelima RI, untuk menyusun konsep pembangunan Bali dalam 100 tahun ke depan.
Wayan Koster menilai Bali harus memiliki haluan untuk menyelenggarakan pembangunan secara fundamental, komprehensif, dan berkelanjutan, berdimensi jangka panjang, minimum 100 tahun (satu abad). Sebab, sebagai gubernur, Koster menegaskan bahwa dirinya memiliki tanggung jawab besar secara niskala-sakala, yang mewujud dalam keharusan bertindak untuk menyusun Konsep Bali Masa Depan sebagai haluan pembangunan Bali dengan arah dan strategi yang jelas, terukur, dan berdimensi jangka panjang sampai 100 tahun ke depan.
Dipaparkan Gubernur, materi Haluan Pembangunan Bali Masa Depan, 100 Tahun Bali Era Baru, terdiri atas 4 bagian. Yaitu, Bali Tempo Dulu, Bali Masa Kini, Permasalahan dan Tantangan, dan Bali Masa Depan. Penyusunan materi diarahkan dan dipimpin langsung olehnya didampingi rohaniawan, akademisi, pakar, dan praktisi dari berbagai disiplin ilmu: sejarah, antropologi, sosiologi, psikologi, adat, seni-budaya, arsitektur, pendidikan, kesehatan, pertanian, pariwisata, lingkungan, ekonomi, energi, perindustrian, infrastruktur, dan tata ruang.
“Guna mematangkan materi, telah dilaksanakan 2 kali diskusi yang melibatkan banyak peserta dari berbagai komponen masyarakat Bali, pada tanggal 25 April 2023 di Gedung Gajah, Jaya Sabha dan pada tanggal 29 April 2023 di Wiyata Graha, Kawasan Suci Pura Agung Besakih, yang dihadiri oleh lebih dari 150 peserta,” ungkap pria yang juga menjabat sebagai Ketua DPD PDI Perjuangan Provinsi Bali ini.
Pada seminar ini pula Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional Suharso Monoarfa , Kepala Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Laksana Tri Handoko, dan Kepala Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) Yudian Wahyudi.
Nampak pula juga perwakilan dari Kementerian Keuangan (Kemenkeu), akademisi, praktisi, tokoh-tokoh masyarakat, rektor, sejarawan, antropologi, sosiologi, psikologi, ekonom, ahli pertanian, dan berbagai pakar lainnya.