DENPASAR – Pemerintah Indonesia tengah merancang pembangunan pusat keuangan internasional di Bali sebagai strategi untuk mendongkrak pertumbuhan ekonomi nasional yang sedang lesu. Rencana ambisius ini diharapkan dapat menarik masuk bank internasional, manajer investasi, dan perusahaan ekuitas swasta, menjadikan Bali sebagai hub finansial baru di kawasan Asia.
Presiden Prabowo Subianto telah memberikan persetujuan atas proposal awal pembangunan kawasan ini, dengan meniru model yang telah sukses diterapkan di Gujarat International Finance Tec-City (Gift City), India, dan Dubai International Financial Center (DIFC) di Uni Emirat Arab.
Zona Keuangan Bali Akan Tawarkan Insentif Pajak dan Regulasi Ramah Investor
Menurut laporan Bloomberg, Senin (13/10), kawasan keuangan di Bali ini dirancang sebagai zona ekonomi khusus yang memiliki kerangka hukum berbeda dari wilayah lainnya di Indonesia. Beberapa poin kunci dari konsep awal mencakup:
Keringanan pajak bagi investor dan perusahaan finansial
Penyederhanaan birokrasi
Regulasi yang lebih fleksibel dan transparan
Model hukum dan tata kelola yang mengacu pada sistem Singapura
Hal ini dilakukan guna menciptakan ekosistem yang kondusif bagi pelaku industri keuangan global. Sekaligus mempercepat aliran investasi langsung asing (FDI) ke sektor-sektor strategis di dalam negeri.
Dukungan dari Ray Dalio dan Keterlibatan Luhut Panjaitan
Inisiatif pembangunan pusat keuangan di Bali ini melibatkan Kementerian Keuangan, Dewan Ekonomi Nasional, serta mendapat dukungan dari investor kelas dunia seperti Ray Dalio, pendiri Bridgewater Associates. Ray Dalio disebutkan berperan sebagai penasihat informal presiden dalam perencanaan proyek ini.
Gagasan awal proyek ini bahkan telah tercetus sejak 2024, melalui proposal dari mantan Menteri Koordinator Kemaritiman dan Investasi, Luhut Binsar Pandjaitan, yang ingin menjadikan Bali sebagai pusat family office Asia.
Mendorong Pertumbuhan Ekonomi Indonesia ke Target 8%
Menurut Jodi Mahardi, juru bicara Dewan Ekonomi Nasional, tujuan utama dari proyek ini adalah membangun pusat keuangan modern dan transparan yang dapat:
Menjadi platform penghubung investasi global dan peluang ekonomi domestik
Mendorong penguatan struktur ekonomi nasional
Menyerap lebih banyak tenaga kerja berkualitas di sektor keuangan
Pemerintah menargetkan pertumbuhan ekonomi sebesar 8 persen pada tahun 2029, dengan kebutuhan investasi langsung sekitar Rp13.000 triliun dalam empat tahun mendatang. Sementara itu, Bloomberg Intelligence memproyeksikan pertumbuhan ekonomi Indonesia di tahun 2025 hanya mencapai 4,9 persen, turun dari 5 persen pada tahun sebelumnya.
Tantangan dan Dampak Lingkungan di Bali
Meski menjanjikan dari sisi ekonomi, rencana ini juga menimbulkan kekhawatiran terkait kelestarian lingkungan dan budaya Bali. Beberapa tantangan yang dihadapi antara lain:
Kepadatan pariwisata yang telah membebani infrastruktur Bali
Ancaman terhadap situs budaya Hindu Bali akibat pembangunan hotel dan infrastruktur baru
Krisis air bersih, di mana lebih dari 65% pasokan air bersih Bali digunakan untuk hotel dan vila, menyebabkan desa-desa mengandalkan air tanah
Hal ini menimbulkan pertanyaan: bagaimana proyek pusat keuangan ini akan diseimbangkan dengan upaya pelestarian budaya dan lingkungan di Bali?
Bersaing dengan Negara Tetangga di Asia Tenggara
Indonesia juga harus bersaing dengan negara-negara tetangga yang telah lebih dahulu mengembangkan kawasan keuangan internasional:
Malaysia sudah dikenal sebagai pusat keuangan syariah global.
Filipina telah mengesahkan undang-undang untuk menarik investor asing.
Vietnam baru saja naik kelas menjadi emerging market, dan sedang membangun pusat keuangan di Ho Chi Minh City serta kota pesisir Danang dengan anggaran sekitar SGD 8,4 miliar.
Potensi Besar, Tantangan Serius
Rencana pembangunan Indonesia Financial City di Bali adalah langkah berani dan visioner yang dapat mempercepat transformasi ekonomi nasional. Namun, keberhasilan proyek ini sangat bergantung pada:
Kejelasan kerangka hukum dan insentif fiskal
Keseimbangan antara investasi dan keberlanjutan lingkungan
Komitmen menjaga budaya dan identitas Bali
Jika dirancang dengan baik, Bali berpotensi menjadi pusat keuangan internasional terkemuka di Asia Tenggara. Namun jika tidak, proyek ini justru dapat memperparah masalah sosial dan lingkungan yang telah ada.
Sekda Bali Dorong Pelestarian Bahasa Ibu Lewat Festival Tunas Bahasa Ibu 2025