Mengupas Fenomena Overtourism di Bali: Penyebab, Dampak dan Solusinya

Overtourism di Bali - wisatawan memadati kawasan pantai Seminyak

INSERT BALI, Denpasar – Bali telah lama dikenal menjadi primadona wisata di Indonesia. Sayangnya, popularitas yang luar biasa ini justru membawa sejumlah masalah baru, salah satunya adalah fenomena overtourism di Bali.

Masalah ini terjadi ketika jumlah wisatawan yang datang ke suatu tempat melebihi kapasitas yang tersedia, baik dari segi infrastruktur maupun sosial. Sehingga, hal ini akan mengganggu lingkungan dan kehidupan masyarakat. Lantas, bagaimana dampak dan cara mengatasi fenomena ini? 

Mengenal Overtourism di Bali

Masalah overtourism di Bali bukan hanya soal jumlah wisatawan yang terlalu banyak. Tapi, hal ini juga terkait dengan perilaku wisatawan yang tidak sesuai dengan norma dan aturan setempat.

Sebagai contoh, banyak turis yang ugal-ugalan saat mengendarai motor dan tidak mengindahkan aturan berkendara, misalnya tidak memakai helm. Di samping itu, beberapa wisatawan mancanegara kerap melakukan tindakan yang dilarang di tempat suci, misalnya memasuki area terlarang atau berpose tidak sopan.

Hal-hal semacam ini tidak hanya menciptakan ketegangan sosial tapi juga akan mencederai nilai budaya dan agama masyarakat Bali.

Dampak Overtourism di Bali

Terlalu padatnya wisatawan yang ada di Bali khususnya area selatan dapat mengakibatkan sejumlah masalah pada lingkungan maupun masyarakat. 

Berikut sejumlah dampaknya:

1. Kerusakan Lingkungan

Lonjakan wisatawan memberikan pengaruh besar terhadap lingkungan. Contohnya adalah banyak lahan yang kini beralih fungsi menjadi bangunan. Pembangunan hotel dan villa yang masif akan menyebabkan hilangnya lahan produktif.

Di samping itu, kerusakan ekosistem laut juga tidak boleh disepelekan. Ada banyak terumbu karang yang rusak akibat aktivitas wisata, seperti snorkeling dan diving yang tidak bertanggung jawab.

2. Sampah dan Polusi

Volume sampah di bali juga meningkat secara signifikan akibat overtourism. Hal ini terjadi di area populer seperti Seminyak dan Kuta. Selain itu, peningkatan penggunaan sepeda motor juga menyumbang masalah polusi udara.

3. Meningkatnya Harga

Kehadiran wisatawan dalam jumlah besar pastinya memengaruhi ekonomi lokal. Harga kebutuhan pokok seperti makanan akan meningkat karena tingginya permintaan. Selain itu, harga properti juga melonjak. Akibatnya, warga lokal kesulitan menyewa atau membeli rumah di tanah kelahirannya sendiri.

Solusi Overtourism di Bali

Untuk mengatasi masalah ini, pemerintah telah mengambil sejumlah langkah strategis. Tujuannya adalah untuk menciptakan pariwisata yang berkelanjutan. Berikut beberapa solusinya.

1. Menarik Pungutan Wisatawan Asing

Mulai February 2024, pemda Bali memberlakukan kebijakan pungutan sebesar Rp 150.000 bagi setiap wisatawan asing yang berkunjung. Jadi, warga negara asing yang masuk ke Bali harus membayar Visa on Arrival senilai Rp500.000 ditambah dengan pungutan sebesar Rp150.000.[1]

Dana ini akan dipergunakan untuk mendukung upaya pelestarian lingkungan

2. Mendeportasi Turis

Untuk menjaga ketertiban, pemerintah tidak ragu untuk mendeportasi wisatawan asing yang kedapatan sering melanggar aturan. Kebijakan ini diharapkan bisa memberikan efek jera bagi wisatawan yang bermasalah.

3. Mendorong Perkembangan Wisata di Seluruh Bali

Overtourism di Bali Selatan menjadi masalah yang serius. Maka dari itu, pemerintah mendorong adanya pemerataan dan pengembangan destinasi wisata lain seperti di Bali Utara, Timur, dan Nusa Penida. Tujuannya adalah untuk mendistribusikan wisatawan secara merata.

4. Fokus pada Wisata Berkelanjutan

Pemerintah juga fokus pengembangan wisata berkelanjutan, seperti ekowisata dan agrowisata. Selain dapat melestarikan lingkungan, wisata ini juga akan memberdayakan masyarakat lokal.

Overtourism di Bali merupakan tantangan besar yang membutuhkan perhatian serius dari berbagai pihak, termasuk pemerintah, pelaku industri pariwisata, warga lokal, dan wisatawan itu sendiri. Dengan berbagai solusi yang dilakukan oleh pemerintah, diharapkan agar pariwisata di Bali dapat berjalan seimbang dan berkelanjutan.

Shares: