Gubernur Koster : Bali Siap Gelar Ajang Dunia ’10th WWF 2024′

Koster Beber Kearifan lokal Bali Dalam Pemuliaan Sumber -Sumber Air hingga Sistem Subak

Gubernur Bali, Wayan Koster membeberkan kearifan lokal Bali dalam menjaga air di acara Kick-Off Meeting 10th World Water Forum. Gubernur menjelaskan masyarakat Bali di dalam melakukan penyucian dan pemuliaan sumber air secara turun-temurun melaksanakan Upakara Tumpek Uye. ” Secara Niskala/Religi dan Sakala untuk kesejahteraan dan kebahagiaan kehidupan manusia,” kata Gubernur Koster di Jakarta Convention Center (JCC), Jakarta pada, Rabu (15/2) siang.

Bagi masyarakat Bali, menurut Koster air memiliki fungsi secara Niskala/Religi dan Sakala. Secara Niskala/Religi, air berfungsi sebagai Tirta, untuk kepentingan Upakara Adat, dan untuk menyucikan/pembersihan diri. ” Secara Sakala, air berfungsi sebagai sumber kesejahteraan dan kebahagiaan kehidupan masyarakat. Untuk memenuhi kehidupan sehari-hari, dan untuk pertanian, kata Ketua DPD PDIP Bali ini.

Gubernur Koster Telurkan Aturan Hukum untuk Pelestarian Air

Oleh karena itulah, Pemerintah Provinsi Bali menurutnya telah memberlakukan kebijakan yang tertuang dalam Surat Edaran Gubernur Bali. Pertama Nomor 04 Tahun 2022 tentang Tata-Titi Kehidupan Masyarakat Bali Berdasarkan Nilai-nilai Kearifan Lokal Sad Kerthi dalam Bali Era Baru, yang mulai berlaku tanggal 4 Januari 2022. Secara Sakala, Pemerintah Provinsi Bali memberlakukan kebijakan Peraturan Gubernur Bali Nomor 24 Tahun 2020 tentang Pelindungan Danau, Mata Air, Sungai, dan Laut, yang mulai berlaku tanggal 29 Mei 2020.

Aturan ini tercetus karena Bali memiliki sumber air yang sangat memadai dan wajib untuk dijaga kelestariannya. Sumber air yang ada di Bali, yaitu: 4 Danau (Danau Batur, Danau Beratan, Danau Tamblingan, dan Danau Buyan); 246 sungai. Sebagiannya melintasi Kabupaten-Kabupaten di Bali; Air Terjun; dan banyak Sumber Mata Air Murni (Air Klebutan). 

Berdasarkan nilai-nilai kearifan lokal tersebut, masyarakat Bali memiliki budaya pengaturan air dalam sistem pertanian yang bernama Subak. Subak adalah salah satu bentuk sistem irigasi yang mampu mengakomodasikan dinamika sosio-teknis masyarakat setempat. Sistem irigasi subak berjalan dengan prinsip-prinsip keadilan, keterbukaan, harmoni, dan kebersamaan. Melalui suatu organisasi masyarakat yang fleksibel dan demokratis dengan kepentingan masyarakat.

Sistem ini tidak semata hanya mengatur masalah dan urusan teknis pengaturan dan pembagian air saja. Tetapi juga memperhatikan aspek lingkungan, sosial, dan Niskala/religius. Sejak tahun 2012 UNESCO telah mengakui Subak sebagai warisan budaya dunia setelah Indonesia memperjuangkannya selama 12 tahun. Hal ini menjadikan Subak adalah budaya kelola air yang istimewa. Karena subak bisa menjadikan masyarakat petani di Bali serasi dengan alam untuk mencapai hasil panen yang optimal. 

Bali Siap Jadi Tuan Rumah WWF 2024

Gubernur Bali kemudian menyampaikan Bali adalah pulau yang memiliki kekayaan alam yang indah. Serta masyarakat yang ramah, serta kebudayaan yang kaya dan unik. Sehingga Bali menjadi destinasi wisata utama yang mendunia. Bali juga memiliki fasilitas yang lengkap dan accessibility. Sangat berpengalaman dalam menyelenggarakan event-event internasional, seperti Pertemuan IMF dan Bank Dunia, tahun 2018. Teranyar, Pertemuan Puncak Presidensi G20, pada tanggal 15-16 November 2022, yang berlangsung dengan sangat sukses.

Dengan berbagai pengalaman tersebut, Bali ditegaskan Koster sangat siap mendukung penyelenggaraan World Water Forum ke-10. Ajang yang akan dihadiri oleh berbagai stakeholder baik pejabat negara, akademisi, pebisnis, dan masyarakat lainnya termasuk para generasi muda. 

Mengakhiri pidatonya, Gubernur Bali menyatakan kesiapan Bali menjadi tuan rumah kick off meeting, sebagai lanjutan pertemuan ini. “Kami menegaskan, dengan senang hati selalu siap untuk bekerjasama dengan World Water Council, juga dengan seluruh stakeholder di seluruh dunia guna menyukseskan penyelenggaraan acara World Water Forum ke-10 di Bali. Dengan penuh rasa bahagia, masyarakat Bali akan menyambut para peserta pertemuan World Water Forum ke-10 di Bali,” tutu Koster .

Shares: