DENPASAR – Menteri Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Mendiktisaintek) Brian Yuliarto menegaskan bahwa Bali memiliki potensi strategis yang luar biasa untuk dimanfaatkan oleh perguruan tinggi sebagai “living laboratory” atau laboratorium hidup. Hal ini disampaikannya dalam pertemuan dengan para pimpinan perguruan tinggi negeri dan swasta se-Provinsi Bali. yang diadakan di Kampus Institut Teknologi dan Kesehatan (Itekes Bali) pada Kamis, 27 November 2025.
Menteri Brian menuturkan, Pulau Dewata memiliki keunggulan lanskap yang unik dan tidak dimiliki oleh banyak wilayah lain. Keunggulan tersebut mencakup posisi Bali sebagai destinasi wisata dunia, pusat ekonomi kreatif. Hingga kekayaan budaya yang dapat menjadi ruang eksplorasi lintas ilmu.
“Bali merupakan simpul pariwisata global. Itu artinya Bapak Ibu memiliki laboratorium hidup yang tidak dimiliki daerah lain,” kata Menteri Brian.
Peran Kampus dalam Menghadapi Lompatan Teknologi
Selain menyoroti potensi laboratorium hidup yang melimpah, Mendiktisaintek juga menekankan peran sentral perguruan tinggi dalam menyiapkan generasi masa depan. Kampus, menurutnya, harus mampu membekali mahasiswa agar siap menjawab tantangan dari lompatan teknologi, termasuk pesatnya perkembangan kecerdasan buatan (AI).
Terkait percepatan teknologi dan peningkatan kualitas pendidikan, Menteri Brian mendorong agar kampus tidak berjalan sendiri. Ia menekankan pentingnya kolaborasi antarpengurus perguruan tinggi, berbagi sumber daya, dan penguatan jejaring untuk memastikan kualitas pendidikan tinggi dapat meningkat secara merata di seluruh Bali.
Riset yang Berdampak dan Keterhubungan dengan Masyarakat
Dalam upaya memastikan kontribusi perguruan tinggi terasa langsung oleh masyarakat, Mendiktisaintek menggarisbawahi pentingnya riset dan tugas akhir mahasiswa agar terhubung secara nyata dengan kebutuhan:
Masyarakat
Pemerintah daerah
Industri
Pelaku UMKM
“Banyak sekali persoalan di sekitar kampus. Bila ini disentuh oleh perguruan tinggi, kontribusinya akan terasa langsung,” ujarnya, menekankan bahwa solusi yang lahir dari akademik harus mampu mengatasi masalah sehari-hari.
Rektor Itekes Bali, I Gede Putu Darma Suyasa, menyatakan dukungan penuh atas kebijakan yang dibawa Kemdiktisaintek. Khususnya program Diktisaintek Berdampak, yang dinilai mampu mendorong transformasi pendidikan tinggi di Bali.
Penguatan LLDikti dan Penyempurnaan Regulasi
Sebagai penutup, Menteri Brian menyatakan komitmen kementerian untuk terus memperkuat peran Lembaga Layanan Pendidikan Tinggi (LLDikti), yang diharapkan dapat berfungsi sebagai pintu layanan terbaik bagi semua kampus. Ia juga menegaskan bahwa penyempurnaan regulasi akan terus dilakukan melalui proses diskusi dan kolaborasi bersama perguruan tinggi.
“Kalau ada yang kurang, mari kita perbaiki bersama,” pungkasnya.



















