GIANYAR, InsertBali – UPTD Puskeswan III Kabupaten Gianyar menggagas inovasi Posyandu Hewan Terintegrasi sebagai langkah strategis mengoptimalkan pelayanan kesehatan hewan di tiga kecamatan yang mencakup total 38 desa, di tengah keterbatasan jumlah dokter hewan yang tersedia.
Kepala UPTD Puskeswan III Gianyar, I Nyoman Arya Dharma, seizin Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Gianyar Anak Agung Putri Ari, Senin (24/11/2025) menjelaskan, program ini lahir dari kebutuhan masyarakat akan layanan kesehatan hewan yang responsif, mudah dijangkau, dan berkelanjutan.
Saat ini UPTD Puskeswan III hanya diperkuat empat dokter hewan, terdiri dari dua PNS, satu P3K, dan satu P3K paruh waktu, sementara permintaan layanan terus meningkat setiap tahun. “Kondisi ini memerlukan pendekatan pelayanan yang lebih kreatif agar tugas kuratif, preventif, edukatif hingga pendataan kesehatan hewan tetap berjalan optimal,” ujarnya.
Adaptasi Konsep Posyandu Manusia
Posyandu Hewan Terintegrasi dikembangkan dengan adaptasi sistem posyandu manusia, namun difokuskan pada pelayanan dasar kesehatan hewan. Model ini menggabungkan:
Layanan mobile untuk menjangkau wilayah terpencil
Edukasi komunitas terkait pemeliharaan hewan
Pendataan digital populasi dan kesehatan hewan
Pemberdayaan masyarakat melalui pembentukan kader desa
Pengembangan inovasi dilakukan dengan pemetaan kebutuhan di setiap desa, pengaturan rotasi micro team (satu dokter hewan PNS/P3K didampingi dua dokter hewan PTT), serta kolaborasi lintas sektor seperti Dinas PMD, FKH Universitas Udayana, PDHI Bali, perangkat desa, kelompok tani ternak, relawan, hingga yayasan pemerhati satwa.
Digitalisasi Data dan Layanan Posyandu Hewan Mobile
Layanan ikut diperkuat dengan pencatatan digital melalui aplikasi sederhana atau formulir daring berbasis WhatsApp untuk memantau populasi hewan, vaksinasi, serta kejadian penyakit.
Salah satu inovasi unggulan adalah Posyandu Hewan Mobile (PHM) yang menggunakan sepeda motor sebagai moda transportasi untuk mendatangi masyarakat hingga ke pelosok. Pelayanan yang diberikan meliputi:
vaksinasi rabies
pemeriksaan kesehatan umum
pengobatan ringan
penyuluhan kesehatan hewan
Selain itu, diterapkan sistem One Village One Cadre, yakni tiap desa memiliki kader terlatih yang berperan mengidentifikasi gejala awal penyakit, mengumpulkan data, dan menjadi penghubung warga dengan dokter hewan.
Sejak diterapkan, program Posyandu Hewan Terintegrasi telah meningkatkan jangkauan layanan hingga lebih dari 70 persen desa dalam satu siklus periodik. Sistem micro team membuat efisiensi waktu dan tenaga meningkat signifikan.
Masyarakat kini lebih aktif melaporkan gangguan kesehatan hewan berkat edukasi intensif serta penguatan peran kader desa. Digital health recording juga mempercepat proses deteksi dini kasus penyakit menular sehingga tindakan pencegahan bisa dilakukan lebih cepat dan tepat sasaran.
Bisa Direplikasi Daerah Lain
Menurut Arya Dharma, kekuatan utama inovasi ini terletak pada perpaduan teknologi, pemberdayaan masyarakat, standar layanan preventif, serta pemetaan berbasis data. Ia menyebut saat ini Puskeswan juga memperluas kerja sama dengan para dokter hewan praktik di Gianyar untuk memperkuat upaya pengendalian penyakit hewan.
“Model ini sangat memungkinkan direplikasi di wilayah lain yang menghadapi tantangan serupa,” ujarnya.
Beberapa rekomendasi diajukan untuk memperkuat keberlanjutan program, di antaranya:
dukungan anggaran operasi PHM melalui dana desa atau CSR
pengembangan aplikasi digital lebih komprehensif
penambahan tenaga dokter hewan PTT seperti model layanan kesehatan manusia
pelatihan rutin bagi kader kesehatan hewan



















