Komposter Cepat Jadi Solusi Baru Sampah Organik di Bali: Putri Koster Dukung Teknologi Ramah Lingkungan

DENPASAR, 16 September 2025 – Ketua TP PKK Provinsi Bali sekaligus Duta Pengelolaan Sampah Berbasis Sumber (PSBS) PADAS, Ny. Putri Suastini Koster, kembali menegaskan pentingnya mengubah pola pikir masyarakat dalam menangani sampah organik. Kali ini, dalam kunjungannya ke Shiva Industries Indonesia, ia menemukan harapan baru bagi pengelolaan sampah berkelanjutan di Bali: mesin komposter cepat (rapid composter) yang mampu mengolah sampah organik hanya dalam 24 jam.

“Ini berita gembira dari Denpasar. Mesin ini bisa mengolah 300 kilogram sampah organik per hari. Cocok untuk hotel, restoran, pasar, dan TPS3R. Tidak perlu lagi dibuang ke TPA Suwung, semua bisa diselesaikan di tempat,” tegas Putri Koster dalam kunjungannya ke kawasan Bung Tomo, Denpasar, Selasa (16/9).

Sampah Bukan untuk Dibuang, Tapi Dikelola

Putri Koster menekankan bahwa istilah “membuang sampah” sudah tidak relevan lagi. Yang dibutuhkan adalah kesadaran kolektif untuk mengelola sampah sejak dari sumber—baik rumah tangga, hotel, hingga desa adat.

“Sudah 41 tahun Bali terjebak dalam pola pikir buang ke TPA. Sekarang waktunya berubah. Sampah organik harus dikelola, bukan dititipkan lagi,” tegasnya.

Komposter Cepat: Solusi Tuntas Sampah Organik

Mesin produksi Shiva Industries Indonesia mampu mengolah mulai dari 300 kg hingga 1,5 ton sampah organik per hari. Dengan harga sekitar Rp400 juta per unit, teknologi ini dinilai efisien untuk digunakan di:

  • TPS3R (Tempat Pengolahan Sampah Reduce-Reuse-Recycle)

  • Hotel dan restoran

  • Pasar tradisional

  • Komunitas dan desa wisata

Teknologi ini menggunakan sistem digester aerobik yang tidak menghasilkan emisi, bebas bau, serta memerlukan perawatan minimal. Hasilnya adalah kompos berkualitas tinggi yang dapat langsung digunakan untuk:

  • Pertanian organik

  • Penghijauan kota

  • Pemeliharaan taman desa dan sekolah

“Kalau setiap TPS3R punya mesin ini, maka masalah sampah organik Bali bisa selesai di tingkat komunitas,” ujar Ibu Putri Koster.

72% Sampah Bali Bersifat Organik: Solusi Harus Dimulai dari Desa

Tobias Wilson, Pendiri Shiva Industries Indonesia, didampingi Ketut Punia, menjelaskan bahwa 72% timbulan sampah di Bali adalah organik. Artinya, solusi pengelolaan sampah tidak bisa hanya mengandalkan TPA.

“Kami ingin membantu Bali bebas TPA. Mesin ini murah, cepat, dan ramah lingkungan. Ini adalah teknologi dari Bali untuk Bali, untuk menjaga alam dan budaya Bali,” kata Tobias.

Langkah Nyata Wujudkan Bali Bebas TPA

Kehadiran komposter cepat ini menjadi langkah strategis dalam mendukung visi Gubernur Bali untuk pengelolaan sampah berbasis sumber dan pengurangan ketergantungan pada TPA Suwung yang telah kelebihan kapasitas.

Inovasi seperti ini mendukung upaya implementasi regulasi daerah, termasuk:

  • Pergub Bali No. 97 Tahun 2018 tentang Pembatasan Sampah Plastik Sekali Pakai

  • SE Gubernur Bali No. 9 Tahun 2025 tentang Gerakan Bali Bersih Sampah

  • Instruksi Gubernur Bali No. 384 Tahun 2021

Ajak Masyarakat, Komunitas, dan Pelaku Pariwisata untuk Bergerak

Dengan teknologi lokal yang sudah tersedia dan efektif, Ibu Putri Koster mengajak semua pihak—dari kepala desa, pelaku pariwisata, hingga rumah tangga—untuk tidak menunggu, tapi mulai bergerak.

“Sampah dari alam, harus kembali ke alam. Mari kelola sampah dengan cinta, disiplin, dan komitmen. Bali bisa bersih kalau semua bersatu,” pungkasnya.

INFOGRAFIS

Rapid Composter – Solusi Sampah Organik Bali

  • Kapasitas: 300 kg – 1,5 ton/hari

  • Waktu Proses: 24 jam

  • Output: Kompos siap pakai

  • Lokasi potensial: Hotel, restoran, pasar, TPS3R

  • Harga: Rp400 juta/unit

  • Teknologi: Aerobik, tanpa emisi, minim perawatan

 

Jambore Kader Posyandu Bali 2025: Putri Koster Dorong Transformasi dan Profesionalisme Kader

Shares: