Untuk mempertahankan diri dari musuh, penjajah, maupun untuk bertahan hidup, masyarakat Pulau Dewata pada zaman dulu tentu memiliki senjata tradisional mereka sendiri. Tidak hanya satu, ternyata ada banyak senjata adat Bali yang sudah eksis sejak zaman dulu dan masih ada hingga hari ini.
Bagi kamu yang ingin mempelajari warisan budaya, termasuk apa senjata adat Bali, filosofi, serta penggunaannya, yuk, pelajari di sini!
Senjata adat Bali Trisula
Senjata tradisional Bali trisula ini punya keunikan tersendiri, yaitu berbentuk tombak bermata tiga yang tajam, yang bisa menebas benda keras sekalipun. Penamaannya ini diambil dari bahasa Sanskerta, yaitu “Tri” (tiga) dan “sula” (tombak).
Berkat ujungnya yang tajam tersebut, senjata ini kerap dimanfaatkan selama pertarungan jarak dekat. Di era modern ini, karena dianggap punya nilai yang sakral, trisula juga hadir di sejumlah ritual keagamaan penduduk setempat.
Kandik
Kapak tradisional yang disebut kandik Bali ini punya gagang kokoh sekaligus tebal. Berdasarkan mitologinya, senjata kandik melambangkan senjata dewa-dewa atau Ayudha Dewata.
Bahkan, Dewa Ganesha digambarkan menggunakannya yang menjadi lambang pengetahuan dan kebijaksanaan. Karena itulah, hingga sekarang kandik masih mendapat penghormatan sebagai simbol perlindungan.
Keris Ki Baru Gajah
Senjata adat Bali keris ada beberapa jenis, namun yang cukup legendaris adalah Keris Ki Baru Gajah. Ada keyakinan bahwa keris buatan Dang Hyang Dwijendra Saka di tahun 1411 ini mampu mendatangkan kesuburan dan kemakmuran.
Pada aspek penghormatan terhadap dewa pelindung keris, Hyang Pasupati, maka setiap 210 hari penanggalan Bali, masyarakat akan mengadakan Nglisah, ritual penyucian keris yang memanfaatkan minyak kelapa.
Arit
Arit khas Bali memang terlihat sederhana secara visual. Namun jangan salah, arit di masa kerajaan ternyata merupakan senjata andalan, lho. Sebab, senjata dengan visual layaknya bulan sabit ini, musuh bisa terkoyak dalam satu sabetan saja.
Senjata perang yang terlihat mematikan ini sampai sekarang masih digunakan penduduk Bali, namun hanya untuk aktivitas pertanian saja.
Caluk
Caluk adalah senjata yang punya bilah tajam, dengan visual yang melengkung secara keseluruhan.
Fungsinya lebih banyak di urusan pertanian penduduk Bali dibandingkan menjadi alat perlawanan. Karena itu, penduduk lokal banyak memanfaatkannya sebagai pemotong kayu atau untuk membantu memanen buah dan sayuran.
Wedhung
Wedhung bermakna kesetiaan seorang bawahan atau abdi terhadap atasannya. Bentuk wedhung ini menyerupai pisau besar dan terlihat cantik berkat adanya pahatan di bilahnya.
Di masa sekarang, wedhung bukan hanya berguna untuk penunjang kegiatan sehari-hari, namun juga sebagai dekorasi rumah.
Blakas
Bentuk senjata adat ini terlihat mirip parang, dengan fungsi umumnya adalah untuk urusan dapur atau sesekali digunakan ketika menyembelih hewan. Ada dua jenis blakas berdasarkan pembuatannya, yaitu blakas pasaran atau biasa dan blakas sakral.
Khusus blakas sakral, penggunaannya adalah untuk kegiatan upacara adat, misalnya Ngaben.
Keris Tayuhan
Keris ini banyak digunakan pada era kerajaan Majapahit, dengan fungsi dan bentuk yang cukup mirip dengan keris dari Jawa. Bedanya, ukuran keris Bali ini lebih kecil. Mata pisaunya cukup berlekuk dan berhiasan ukiran. Beberapa keris ini juga mempunyai permata untuk hiasan pada gagangnya.
Nah, dengan semua detail di atas, terlihat bahwa senjata adat Bali digunakan untuk berbagai tujuan, mulai dari perjuangan pada masa peperangan hingga untuk keseharian. Kalau kamu ingin berwisata sejarah ke sini, sempatkan untuk melihat-lihat koleksi senjata adat ini, ya!