Mendag Lepas Ekspor Produk Bali Senilai Rp5,7 Miliar ke Hongkong: Vanila, Kayu Manis, dan Madu Tembus Pasar Global

Denpasar – Menteri Perdagangan (Mendag) Budi Santoso secara resmi melepas ekspor produk unggulan asal Bali berupa vanila, kayu manis, dan madu ke Hongkong senilai 350 ribu dolar AS atau sekitar Rp5,7 miliar. Pelepasan ekspor ini menjadi bagian dari program UMKM Bisa Ekspor.  Yang bertujuan memberdayakan pelaku usaha kecil dan menengah agar mampu menembus pasar internasional.

“Ini adalah bagian dari komitmen kami berpihak pada rakyat kecil. Kita mulai dari kabupaten, kota, kelurahan, hingga desa,” ujar Budi Santoso dalam seremoni pelepasan ekspor di Bali.

CV Naralia Grup Indonesia, UMKM Bali yang Tembus Pasar Internasional

Eksportir produk rempah dan madu asal Bali, CV Naralia Grup Indonesia, menjadi sorotan karena berhasil menghubungkan berbagai UMKM lokal dengan pembeli internasional. Melalui partisipasi dalam pameran di Hongkong dan dukungan dari Indonesian Trade Promotion Center (ITPC), perusahaan ini berhasil melakukan business matching untuk produk vanila, kayu manis, dan madu.

Menteri Perdagangan mengapresiasi langkah pendiri CV Naralia, Lia, yang dianggap mampu mempresentasikan kualitas produk lokal kepada dunia internasional. “Orang-orang seperti Ibu Lia sangat dibutuhkan untuk membuka jalan ekspor bagi UMKM lain,” tambahnya.

Potensi Ekspor Produk Bali: Dari Rempah hingga Arak

Gubernur Bali, Wayan Koster, turut menyampaikan bahwa ekspor produk Bali bukanlah hal baru. Sebelumnya, ia juga melepas ekspor vanila, cokelat, bahkan garam tradisional Bali yang kini digunakan di berbagai hotel kelas dunia.

“Bali memiliki banyak produk dengan kualitas tinggi seperti kopi, beras, dan arak Bali. Bahkan arak Bali yang dulunya dilarang, kini sudah menjadi komoditas ekspor berkat regulasi daerah,” terang Koster.

Pemerintah Provinsi Bali kini tengah melakukan transformasi ekonomi yang tidak hanya bergantung pada sektor pariwisata. Melalui strategi pengembangan produk dari hulu hingga hilir, Bali ingin menambah nilai ekonomi sekaligus menjaga identitas budaya lokal.

Dukungan Pemerintah dalam Meningkatkan Ekspor Rempah Indonesia

Produk ekspor unggulan Indonesia seperti lada, cengkeh, dan pala mencatatkan nilai ekspor sebesar USD 989,5 juta pada 2024, dengan pertumbuhan rata-rata 1,94 persen per tahun. Pelepasan ekspor kali ini dinilai sebagai bentuk nyata sinergi antara pemerintah dan swasta dalam mendorong ekonomi nasional.

Mendag Budi Santoso juga mengajak CV Naralia Grup untuk turut serta dalam Trade Expo Indonesia (TEI) ke-40 yang akan digelar pada 15—19 Oktober 2025 di ICE BSD City, Tangerang. Diharapkan, partisipasi dalam pameran dagang internasional ini mampu memberikan eksposur lebih besar bagi produk rempah dan madu Indonesia.

Mendorong UMKM Ekspor dan Standarisasi Produk

Meski potensi ekspor tinggi, Mendag mengakui tantangan utama UMKM adalah kurangnya pengetahuan tentang standar internasional. Terutama dalam hal pengemasan dan kualitas produk.“Dari 609 UMKM yang sudah didampingi, baru 40 yang sudah menjadi eksportir. Kita butuh lebih banyak pelaku usaha seperti CV Naralia yang bisa menjembatani antara UMKM dengan pasar global,” katanya.

Pemerintah juga mendorong pelaku usaha untuk menampilkan unsur budaya dalam kemasan, seperti penambahan aksara Bali untuk menunjukkan identitas bangsa di pasar internasional.

Bali United Luncurkan Jersey Baru Musim 2025/2026, Bungkam PSIM 6-0 di Laga Uji Coba

Shares: