BALI — Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Bali mencatat peningkatan signifikan pada aktivitas impor selama September 2025, dengan nilai mencapai USD16,11 juta atau sekitar Rp268 miliar. Lonjakan ini didorong terutama oleh meningkatnya impor mesin, peralatan mekanis, serta logam mulia dan perhiasan. Pada saat yang sama, nilai ekspor Bali tercatat sebesar USD45,48 juta atau Rp758 miliar, namun turun 10,04% dibanding bulan sebelumnya.
Meski ekspor masih mendominasi neraca perdagangan, peningkatan impor menunjukkan tingginya kebutuhan domestik terhadap barang-barang strategis, khususnya mesin industri untuk menopang pertumbuhan sektor manufaktur di Bali.
Mesin dan Logam Mulia Jadi Komoditas Impor Terbesar
Menurut data BPS, lima kelompok barang impor terbesar pada September 2025 adalah:
Mesin dan peralatan mekanis beserta bagiannya – Rp432 miliar
Logam mulia, perhiasan, dan permata – Rp210,4 miliar
Mesin dan perlengkapan elektrik beserta bagiannya – Rp186,8 miliar
Minyak atsiri, wewangian, dan kosmetik – Rp113,8 miliar
Barang dari kulit samak – Rp109,7 miliar
Dari seluruh kategori, hanya mesin dan perlengkapan elektrik yang mengalami penurunan dibanding September 2024, yakni minus 39,54%. Komoditas lainnya menunjukkan pertumbuhan stabil seiring meningkatnya kebutuhan industri lokal.
Prakiraan Cuaca Bali 25 November – 1 Desember 2025: Hujan, Petir, dan Suhu Lembap Selama Musim Hujan


















