Klungkung, InsertBali – Di tengah beredarnya informasi mengenai pinjaman daerah sebesar Rp229,9 miliar, Bupati Klungkung I Made Satria menegaskan bahwa langkah tersebut bukanlah beban bagi daerah, melainkan strategi percepatan pembangunan yang selama ini dinantikan masyarakat.
Ia menilai masih ada pihak yang terlalu cepat menarik kesimpulan tanpa memahami perbedaan mendasar antara utang baik dan utang buruk.
“Kalau menunggu PAD naik dulu, Klungkung tidak akan bergerak. Masyarakat butuh jalan, butuh air bersih, butuh pelayanan yang lebih baik. Itu sebabnya kita percepat,” ujar Bupati Satria, Rabu (3/12/2025), menanggapi pemberitaan yang menyebut Klungkung akan menanggung beban utang selama delapan tahun.
Bupati Satria menegaskan, pinjaman ke PT Sarana Multi Infrastruktur (PT SMI) justru digunakan untuk membangun aset strategis, bukan untuk belanja yang bersifat konsumtif. Di tengah menurunnya kapasitas fiskal akibat berkurangnya Transfer ke Daerah (TKD), Pemerintah Kabupaten Klungkung mengambil langkah cepat melalui skema pinjaman daerah yang telah disetujui DPRD dan dituangkan dalam Keputusan DPRD Klungkung Nomor 24 Tahun 2025.
“Ini utang baik. Kita gunakan untuk infrastruktur dasar, termasuk jalan dan air bersih di Nusa Penida yang selama ini selalu menjadi keluhan masyarakat,” tegasnya.
Menurut Bupati Satria, utang daerah tidak bisa disamaratakan. Ia memberi ilustrasi bahwa utang baik adalah pinjaman yang dipakai untuk membangun jalan penghubung, sistem air bersih, fasilitas kesehatan, serta infrastruktur yang mampu menggerakkan roda ekonomi daerah.
“Dari aset itu PAD akan naik, ekonomi bergerak. Itu namanya investasi,” jelasnya.
Melalui pinjaman daerah, Pemkab Klungkung gaspol bangun infrastruktur dasar.
Sebaliknya, utang buruk adalah pinjaman yang dipakai untuk menutup belanja seremonial, kegiatan konsumtif, atau proyek yang tidak memberikan manfaat ekonomi. “Kalau itu baru benar-benar membebani,” katanya.
Pinjaman Rp229,9 miliar dari PT SMI sendiri telah masuk dalam pos pembiayaan APBD Tahun 2026 dan dialokasikan untuk 18 program strategis, yang mencakup infrastruktur dasar, penguatan sektor pariwisata, hingga layanan kesehatan. Selain skema pinjaman, Pemkab Klungkung juga menyiapkan pendanaan tambahan melalui Dana Alokasi Khusus (DAK) dan Bantuan Keuangan Khusus (BKK) untuk kegiatan fisik tahun 2026.
“Masyarakat jangan khawatir, pinjaman ini tidak mengganggu stabilitas kas daerah. Justru dengan pinjaman inilah kita bisa mempercepat proyek-proyek prioritas yang sudah bertahun-tahun dinantikan,” jelas Bupati Satria.
Ia juga menyindir pola pikir yang langsung menganggap pinjaman sebagai masalah. Menurutnya, cara pandang seperti itu justru menghambat kemajuan daerah. “Kalau kita terus takut dan ragu, ya Klungkung tidak akan pernah maju. Sementara daerah lain sudah berlari,” ujarnya.
Bupati Satria memastikan bahwa percepatan pembangunan jalan dan air bersih di Nusa Penida tetap menjadi prioritas utama. Beberapa jalur strategis seperti Banjar Nyuh–Sakti–Crystal Bay serta Kutampi–Batununggul–Mentigi akan dikerjakan secara bertahap dengan dukungan pendanaan tersebut. Di sektor air bersih, Pemkab juga memperluas jaringan distribusi dari Toya Anakan serta menambah reservoir guna memastikan pasokan air lebih merata.
Dalam lima tahun masa jabatannya, Bupati Satria optimistis Pendapatan Asli Daerah (PAD) Klungkung mampu menembus angka Rp1 triliun.
“Namun itu hanya bisa tercapai jika infrastrukturnya dibangun sekarang. Kita tidak boleh memakai logika mundur, menunggu PAD naik baru membangun. Yang kita lakukan ini bukan beban, ini fondasi. Dan Klungkung akan merasakan manfaatnya puluhan tahun ke depan,” tutup Bupati Satria.



















