Kasus DBD di Gianyar Tembus 1.935, Pemkab Gencarkan Gerakan PSN 3M Plus

Kasus DBD di Gianyar tembus 1.935 dengan tiga kematian. Pemkab gencarkan PSN 3M Plus, fogging fokus, dan edukasi masyarakat

GIANYAR, InsertBali – Kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) di Kabupaten Gianyar sepanjang tahun 2025 masih menjadi perhatian serius. Berdasarkan data Dinas Kesehatan Kabupaten Gianyar, hingga awal November total tercatat 1.935 kasus dengan tiga kasus kematian.

Lonjakan kasus terjadi pada awal tahun. Januari tercatat 189 kasus, meningkat menjadi 296 pada Februari, kemudian 304 pada Maret, dan mencapai puncaknya pada April dengan 331 kasus. Memasuki pertengahan tahun, tren kasus mulai menurun: 278 kasus pada Mei, 172 pada Juni, 138 pada Juli, 100 pada Agustus, kemudian turun bertahap menjadi 51 kasus pada September, 44 kasus pada Oktober, dan 32 kasus pada November.

Kepala Dinas Kesehatan Gianyar, Ni Nyoman Ariyuni, mengingatkan masyarakat agar lebih waspada, terutama terhadap fase kritis DBD. Banyak pasien merasa sembuh ketika demam turun, padahal pada fase inilah risiko kebocoran plasma, trombosit turun, dan perdarahan dapat terjadi.

Gejala yang harus diwaspadai meliputi:
• demam tinggi mendadak,
• sakit kepala,
• nyeri otot dan sendi,
• nyeri di belakang mata,
• mual dan muntah,
• muncul bintik merah.

Sementara gejala berat dapat berupa nyeri perut hebat atau muntah terus-menerus.
“Masyarakat diminta segera ke fasilitas kesehatan bila mengalami gejala tersebut agar mendapat penanganan sedini mungkin,” ujar Ariyuni, Rabu (10/12).

Gerakan Pencegahan dan Antisipasi Lonjakan DBD di Gianya

Untuk mengendalikan penyebaran DBD di Gianyar, Pemerintah Kabupaten sejak awal tahun telah menerbitkan Surat Edaran Sekretaris Daerah pada 17 Januari 2025 tentang Gerakan Pencegahan dan Antisipasi Lonjakan DBD melalui PSN 3M Plus. Seluruh perbekel dan lurah diinstruksikan untuk menggerakkan masyarakat melakukan 3M Plus secara berkelanjutan, mengawasi wilayah yang mencatat kasus DBD, serta berkoordinasi dengan puskesmas dalam penyuluhan, pemeriksaan jentik, dan memastikan lingkungan bebas potensi perkembangbiakan nyamuk.

Dinas Kesehatan juga terus melakukan langkah teknis seperti penyelidikan epidemiologi, pengadaan larvasida, fogging fokus, promosi kesehatan, serta penguatan gerakan PSN di seluruh desa dan kelurahan.

Pemerintah menegaskan keberhasilan pengendalian DBD sangat bergantung pada partisipasi masyarakat. Dengan disiplin menjaga kebersihan lingkungan, menguras dan menutup tempat penampungan air, mendaur ulang barang bekas, memasang kawat kasa, memelihara ikan pemakan jentik, serta menggunakan larvasida pada titik rawan, diharapkan angka kasus dapat terus ditekan.

“Kolaborasi antara pemerintah dan masyarakat diharapkan mampu menurunkan angka kasus hingga akhir tahun serta mencegah lonjakan serupa di masa mendatang,” harap Ariyuni.

Shares: