Denpasar – Gubernur Bali Wayan Koster menegaskan komitmennya dalam mendorong peningkatan kualitas produk UMKM Bali agar mampu bersaing di pasar internasional. Salah satu aspek yang menjadi perhatian serius adalah kemasan produk yang belum mencerminkan identitas budaya lokal Bali.
Pernyataan ini disampaikannya dalam acara Kunjungan Kerja Menteri Perdagangan RI dan Pelepasan Ekspor Produk UMKM Bali seperti vanila, kayu manis, dan madu oleh CV Naralia Grup Indonesia di Denpasar, Selasa (29/7/2025).
Produk Lokal Bali Berstandar Ekspor, Tapi Kurang Sentuhan Budaya
Dalam sambutannya, Gubernur Koster mengapresiasi langkah CV Naralia Grup yang berhasil menembus pasar luar negeri dengan produk-produk unggulan Bali. Ia menyebut, kualitas produk dan kemasan sudah sangat baik, namun masih ada kekurangan yang perlu diperbaiki.
“Satu hal yang masih kurang: belum ada aksara Bali pada kemasannya. Padahal ini produk asli Bali. Penambahan aksara Bali akan menambah nilai dan kebanggaan budaya lokal,” ujar Koster.
Ia juga menyebut bahwa potensi Sumber Daya Alam (SDA) Bali seperti kopi arabika, cokelat, garam, arak Bali, dan produk pangan lainnya memiliki peluang besar untuk dikembangkan dari hulu ke hilir, termasuk melalui jalur ekspor.
Garam Tradisional Bali Akhirnya Bisa Diekspor
Gubernur Koster turut menyoroti perjuangan mendapatkan sertifikat Indikasi Geografis (IG) untuk garam tradisional Bali. Dulunya, pemasaran garam lokal terhambat regulasi kandungan yodium minimal 30 ppm. Namun kini, berkat sertifikasi IG, garam Bali mulai digunakan di banyak hotel dan restoran.
“Kami mohon agar regulasi perdagangan yang menghambat produk lokal dapat direvisi, agar industri dalam negeri bisa tumbuh dan tidak kalah oleh banjir produk impor,” tegasnya.
Bali Kembangkan Ekonomi Kerthi untuk Kemandirian Daerah
Gubernur Koster menyampaikan bahwa saat ini Pemprov Bali sedang memperkuat struktur ekonomi daerah. Melalui Ekonomi Kerthi Bali, yang terdiri dari enam sektor utama:
Pertanian organik
Kelautan dan perikanan
Industri manufaktur dan budaya
UMKM dan koperasi
Ekonomi kreatif dan digital
Pariwisata
Langkah ini bertujuan agar perekonomian Bali tidak lagi terlalu bergantung pada sektor pariwisata. Yang rentan terhadap gangguan eksternal seperti bencana dan pandemi.
Mendag Luncurkan Program “UMKM BISA Ekspor”
Sementara itu, Menteri Perdagangan RI Zulkifli Hasan yang diwakili oleh Dirjen Perdagangan Luar Negeri Budi Santoso menyatakan dukungan penuh terhadap UMKM lokal Bali. Ia menyampaikan bahwa pemerintah telah meluncurkan program “UMKM BISA Ekspor” untuk mendorong pelaku usaha kecil menengah agar bisa bersaing secara global.
Program ini mencakup pelatihan, pendampingan, business matching, dan pitching untuk mempertemukan UMKM dengan calon pembeli internasional.
“Kami juga akan luncurkan program Desa BISA Ekspor agar pemberdayaan UMKM dimulai dari tingkat desa,” ucapnya.
Fasilitas Promosi Ekspor Lewat 46 Kantor Perwakilan Dagang
Kementerian Perdagangan saat ini memiliki 46 perwakilan di 33 negara dalam bentuk Atase Perdagangan dan Indonesian Trade Promotion Center (ITPC). UMKM bisa memanfaatkan fasilitas ini untuk mempresentasikan produknya secara online dan menjalin kontak langsung dengan calon pembeli.
Hingga saat ini, tercatat sudah 609 UMKM berhasil menembus pasar internasional dengan nilai ekspor mencapai USD 87 juta (sekitar Rp1,3 triliun).
“Kami dorong lebih banyak pelaku UMKM Bali ekspor produk ke luar negeri dengan memanfaatkan semua fasilitas yang ada,” tutupnya.
CV Naralia Grup Sukses Ekspor Produk Unggulan Bali
Direktur CV Naralia Grup Nusantara, Mulianingsih, menyampaikan bahwa ekspor produk UMKM Bali seperti vanila, kayu manis, dan madu merupakan hasil dari pameran internasional di Hong Kong yang berhasil menarik minat buyer global.
“Kami sejak 2009 berkomitmen membina UMKM lokal dan memasarkan produknya ke pasar dunia,” katanya. Nilai ekspor saat ini mencapai USD 350 ribu.