Klungkung, InsertBali — Wakil Bupati Klungkung, Tjokorda Gde Surya Putra, mewakili Bupati Klungkung membuka Focus Group Discussion (FGD) Presentasi Laporan Akhir Kajian Masterplan Pembangunan Berbasis Konservasi di Kepulauan Nusa Penida. Kegiatan berlangsung di Ruang Rapat Inspektorat Kabupaten Klungkung, Rabu (17/12). Hadir dalam kesempatan tersebut Kepala BRIDA Kabupaten Klungkung I Ketut Budiarta serta perwakilan instansi terkait.
Dalam sambutannya, Wabup Tjok Surya menegaskan bahwa Kepulauan Nusa Penida memiliki nilai strategis dan keunikan luar biasa, baik dari aspek keanekaragaman hayati, kelestarian lingkungan, budaya lokal, maupun potensi pariwisata kelas dunia. Karena itu, pembangunan di wilayah ini tidak dapat dilakukan dengan pendekatan konvensional, melainkan harus mengedepankan prinsip konservasi, keberlanjutan, serta keseimbangan antara manusia dan alam.
“Kajian masterplan pembangunan berbasis konservasi ini menjadi dokumen yang sangat penting dan strategis karena akan menjadi pedoman arah pembangunan Kepulauan Nusa Penida dalam jangka menengah dan panjang,” ujar Wabup Tjok Surya.
Ia juga menyampaikan bahwa pelaksanaan FGD memiliki peran strategis untuk melakukan pendalaman, klarifikasi, dan penyempurnaan terhadap laporan akhir kajian yang telah disusun. Pemerintah Daerah berkomitmen menjadikan hasil kajian ini sebagai rujukan utama dalam perencanaan kebijakan dan program pembangunan, khususnya di Kepulauan Nusa Penida.
“Karena itu, kualitas dokumen, kejelasan rekomendasi, serta keselarasan dengan regulasi dan rencana pembangunan daerah menjadi sangat penting. Semoga FGD ini menghasilkan kesepahaman bersama dan rekomendasi terbaik demi terwujudnya pembangunan Kepulauan Nusa Penida yang berkelanjutan, berdaya saing, dan berbasis konservasi,” harapnya.
Konservasi Lingkungan dan Sumber Daya Alam
Sementara itu, Kepala Badan Riset dan Inovasi Daerah Provinsi Bali, I Ketut Wica, menyampaikan bahwa kajian ini merupakan manifestasi nyata pelaksanaan visi Pembangunan Bali Nangun Sat Kerthi Loka Bali melalui pola Pembangunan Semesta Berencana dalam Bali Era Baru. Kepulauan Nusa Penida dinilai menyimpan potensi alam, budaya, dan spiritual yang sangat luar biasa.
“Setelah pelaksanaan kajian selama tiga bulan, kini telah memasuki tahap akhir berupa pembahasan laporan akhir. Ini menjadi muara penyempurnaan sekaligus wujud nyata kontribusi pemikiran semua pihak demi kesempurnaan hasil kajian,” ujarnya.
I Ketut Wica menambahkan, terdapat sepuluh aspek pembangunan yang telah diintegrasikan dalam masterplan ini, meliputi tata ruang dan penataan kawasan; infrastruktur dasar dan konektivitas; konservasi lingkungan dan sumber daya alam; pengelolaan energi dan air bersih; pengembangan pariwisata berkelanjutan; pengembangan ekonomi kreatif dan UMKM lokal; peningkatan kapasitas sumber daya manusia; pelestarian adat, budaya, dan kearifan lokal; pengembangan tata kelola pemerintahan dan digitalisasi; serta mitigasi bencana dan adaptasi perubahan iklim.
Masterplan ini diharapkan menjadi pijakan kuat dalam mewujudkan pembangunan Kepulauan Nusa Penida yang harmonis antara pelestarian alam, penguatan budaya, dan peningkatan kesejahteraan masyarakat.



















