Ratusan Karya Urban Sketchers Ramaikan Pameran “The Story of Indonesia – Chapt #3: Bali” di Gianyar

Pameran Urban Sketchers Bali

GIANYAR, InsertBali – Sketsa, sebagai jejak visual tertua dalam perjalanan peradaban manusia, kembali menemukan panggungnya lewat pameran kolektif Urban Sketchers Bali (USK Bali) bertajuk “The Story of Indonesia – Chapt #3: Bali” yang digelar di Masa‑Masa, Jalan Subak Telaga, Bypass I.B. Mantra, Ketewel, Kecamatan Sukawati, Kabupaten Gianyar.

Pameran yang dibuka Sabtu (22/11) sore ini menampilkan 111 sketcher dari berbagai daerah di Indonesia maupun mancanegara. Dari total karya yang dipamerkan, terdapat 331 sketsa di atas kertas, serta 90 sketchbook. Selain itu, juga terdapat pedestal yang memajang 19 buku sketsa dari berbagai negara yang ikut merespon tema “Sketsa Nusantara”.

Acara ini merupakan rangkaian dari perayaan 13 tahun USK Bali, serta menjadi wadah bagi para sketcher untuk menampilkan karya mereka secara bebas dan mengangkat keragaman pengalaman, visual dan budaya di Indonesia. Dalam pembukaan hadir Ketua USK Bali, I Gusti Putu Adithya Gunawan; Founder USK Bali, Rudy AO; Advisory Board USK Bali, Krishna Adithya; Manager Masa-Masa, Venti Wijayanti; serta sejumlah pelaku kreatif lainnya seperti Oktavia founder dari Leeven and Co dan Sketsa Nusantara, Sudarman Angir, selaku brand ambasador dari Stillman and Birn, para sketcher dan undangan lainnya.

Dalam sambutannya, Ketua USK Bali menegaskan bahwa sketsa tidak hanya sekadar visual atau dokumen, melainkan sebuah ruang cerita tentang manusia, ruang hidup dan pengalaman sehari-hari yang terekam dalam goresan tangan. Sketsa yang dulu dipakai sebagai alat komunikasi manusia purba — dari goresan di tanah maupun di dinding gua — kini telah melewati evolusi hingga diakui sebagai karya seni yang berdiri sendiri.

Komunitas Urban Sketchers sendiri mengusung prinsip “see the world one drawing at a time”, dan kegiatan sketsa bersama menjadi medium inklusif terbuka untuk siapa saja dari berbagai latar dan usia. Mereka mencatat momen secara langsung di lokasi, menerjemahkannya ke dalam buku sketsa, lalu berbagi di komunitas global.

Urban Sketchers Bali pamerkan  sketsa apadanya

Di pameran ini, karya-karya yang ditampilkan sebisa mungkin dipamerkan “apa adanya” tanpa bingkai (frame), sebagai perayaan akan semangat proses sketsa yang terjadi spontan dalam kehidupan sehari-hari. Tema “Sketsa Nusantara” memuat berbagai sisi Indonesia: dari keramaian jalanan di Jakarta, healing space di Ubud, warung sederhana hingga restoran bintang lima, kawasan kumuh hingga elit—semuanya divisualisasikan dalam satu ruang pameran sebagai bentuk “The Story of Indonesia”.

Salah satu sketcher, bernama Aditya, mengungkapkan:

“Kami punya hobi sama, suka gambar. Gambar on the spot, bawa sketchbook melihat dunia. Kami bukan seniman; ada yang ilustrator, dosen, arsitek, pekerja kedutaan, semua bebas berkarya.”

Melalui pameran ini, USK Bali berharap publik dapat melihat bahwa sketsa tidak sekadar merekam rupa, namun juga menyimpan cerita tentang manusia dan ruang hidupnya. Dengan ratusan karya yang saling menyambung, pameran ini menghadirkan “The Story of Indonesia” dalam bentuk yang paling jujur: langsung dari mata, tangan, dan pengalaman para sketcher.

Pameran akan berlangsung hingga Sabtu, 17 Januari 2026, memberikan kesempatan bagi pengunjung untuk menikmatinya dalam rentang waktu cukup panjang.

Shares: