ISI Bali Kukuhkan Dua Guru Besar Anyar, Tegaskan Komitmen Pemajuan Seni dan Budaya

DENPASAR – Institut Seni Indonesia Bali (ISI Bali) resmi mengukuhkan dua Guru Besar anyar melalui acara Inagurasi dan Sapa Publik Guru Besar Anyar “Karma-Citta-Waskita” . Yang digelar pada Selasa (2/12) di Auditorium Kirtya Sabha Mahottama. Dua akademisi yang menerima gelar tertinggi dalam dunia pendidikan tersebut adalah Prof. Dr. I Gede Yudarta dan Prof. Dr. Ni Made Arshiniwati.

Keduanya dikukuhkan berdasarkan Keputusan Menteri Diktisaintek RI tertanggal 12 Oktober 2025. Prof. Dr. I Gede Yudarta meraih gelar guru besar pada bidang Pengkajian Seni melalui Keputusan Nomor 43320/M/KPT.KP/2025. Sementara Prof. Dr. Ni Made Arshiniwati ditetapkan sebagai Guru Besar di bidang Pengkajian Seni dan Budaya melalui Keputusan Nomor 43317/M/KPT.KP/2025.

Dengan bertambahnya dua profesor anyar ini, ISI Bali kini memiliki 23 Guru Besar dari total 231 dosen tetap. Menjadikan capaian 10 persen Guru Besar—yang tertinggi di antara seluruh perguruan tinggi seni di Indonesia.

Rektor ISI Bali: Perjuangan Dua Profesor Jadi Inspirasi

Rektor ISI Bali, Prof. Dr. Wayan ‘Kun’ Adnyana, menyampaikan bahwa perjalanan kedua Guru Besar tersebut merupakan teladan bagi seluruh dosen di ISI Bali. Menurutnya, capaian akademik mereka diraih melalui kerja keras.  Berupa publikasi ilmiah bereputasi, jejak prestasi akademik yang konsisten, serta pemenuhan persyaratan keprofesoran yang ketat.

“Angayubagia, hari ini dua Profesor anyar kebanggaan ISI Bali, Prof. Yudarta dan Prof. Arshiniwati dininagurasi sekaligus dikenalkan kepada publik. Keduanya telah mendarmabaktikan lebih dari 30 tahun sebagai penjaga kemuliaan ISI Bali,” ujar Prof. Kun.

Rektor juga menyampaikan bahwa empat dosen Lektor Kepala lainnya telah lulus uji kompetensi keprofesoran.  Dan kini hanya menunggu terbitnya keputusan resmi dari Menteri Diktisaintek RI.

Apresiasi dari Pemkot Denpasar

Wakil Wali Kota Denpasar, I Kadek Agus Arya Wibawa, S.E., M.M., hadir dan memberikan sambutan dalam prosesi pengukuhan. Ia menyampaikan apresiasi dan bangga atas kontribusi dua Guru Besar baru ini terhadap pelestarian dan pengembangan seni budaya Bali.

Menurutnya, sinergi antara Pemkot Denpasar dan ISI Bali sangat penting untuk mewujudkan Denpasar sebagai kota kreatif, budaya, dan berdaya saing global.

“Para guru besar yang baru dikukuhkan hari ini kami harapkan menjadi obor pengetahuan yang menerangi perjalanan akademik mahasiswa, serta nakhoda pemikiran yang memandu perkembangan seni, budaya, dan ilmu pengetahuan Bali,” ungkapnya.

Orasi Ilmiah: Seni, Budaya, dan Ekspresi Masyarakat

Pada Sidang Senat Terbuka ini, kedua Guru Besar menyampaikan orasi ilmiah.

  • Prof. Yudarta membawakan orasi berjudul “Modal Budaya dan Kooptasi Simbolik dalam Kontestasi Musik Nyongkolan di Lombok: Perspektif Pengkajian Seni.”

  • Prof. Arshiniwati mempresentasikan orasi ilmiah berjudul “Tari Kirana Rasmi: Ekspresi Budaya dalam Seni.”

Kedua orasi tersebut menegaskan peran ISI Bali dalam menghasilkan kajian seni dan budaya yang relevan dengan perkembangan masyarakat, sekaligus memperkaya khazanah akademik seni Nusantara.

Polda Bali Raih Penghargaan Pin Emas dari Kementerian ATR/BPN atas Keberhasilan Berantas Mafia Tanah

Shares: