Denpasar – Dalam langkah strategis memperkuat digitalisasi sektor pariwisata sekaligus memperluas akseptansi sistem pembayaran lintas negara, Bank Indonesia (BI) Bali berkolaborasi dengan ASITA Bali resmi meluncurkan Paket Wisata QRIS Cross Border Bali, Senin (2/6/2025), di Gedung Dharma Negara Alaya, Denpasar. Program ini menjadi bagian dari rangkaian Bali Jagadhita VI 2025.
QRIS Cross Border Permudah Wisatawan Mancanegara Bertransaksi di Bali
Peluncuran QRIS Cross Border menjadi tonggak penting integrasi sistem pembayaran digital nasional dengan ekosistem global. Wisatawan asing dari Malaysia, Thailand, dan Singapura kini dapat bertransaksi di Bali menggunakan aplikasi pembayaran asal negara mereka tanpa perlu menukar uang tunai atau membuka rekening lokal.
Bank Indonesia juga menargetkan perluasan ke negara-negara seperti Jepang, Korea, India, hingga Tiongkok, demi memperkuat konektivitas pembayaran lintas negara.
“QRIS antarnegara akan mendorong pertumbuhan pariwisata dan perdagangan ritel, terutama bagi UMKM yang menjadi tulang punggung ekonomi Bali,” ujar Deputi Gubernur BI.
Dukungan Gubernur Bali: Digitalisasi Jadi Kunci Kompetitivitas Pariwisata
Gubernur Bali menegaskan bahwa transformasi digital di sektor pariwisata sangat penting agar Bali tetap kompetitif sebagai destinasi unggulan dunia. Hal ini tidak hanya menyangkut sistem pembayaran, tapi juga mencakup promosi, layanan, dan manajemen destinasi wisata.
“Digitalisasi membuat pengalaman wisatawan lebih nyaman. Termasuk pembayaran yang cepat, aman, dan tanpa hambatan,” tegasnya.
Pemerintah Provinsi Bali menyambut baik sinergi BI dan ASITA sebagai kolaborasi konkret antar-stakeholder untuk mendukung ekosistem ekonomi digital.
Kolaborasi dan Edukasi Jadi Strategi BI Bali dan Asita
Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Bali menyebut bahwa peluncuran ini bukan sekadar soal transaksi digital, melainkan langkah besar membangun ekosistem pariwisata digital yang inklusif. Edukasi kepada pelaku usaha wisata menjadi kunci suksesnya implementasi QRIS lintas negara.
“Kami mulai dari ASITA Bali, dan akan diperluas ke asosiasi pariwisata lain seperti HGMA dan HPI,” jelasnya.
Sosialisasi awal QRIS Cross Border akan dilakukan pada 4 Juni 2025, dan berlanjut ke seluruh pelaku industri pariwisata.
Dorong UMKM Naik Kelas di Era Ekonomi Digital
Dengan QRIS Cross Border, UMKM di sektor pariwisata Bali seperti penjual oleh-oleh, penyedia jasa transportasi, hingga pengelola homestay bisa menerima pembayaran dari wisatawan mancanegara. Hal ini membuka peluang peningkatan omzet, efisiensi transaksi, dan akses pembiayaan.
“Digitalisasi ini akan membantu UMKM menjadi lebih profesional, transparan, dan bankable,” ungkap Deputi Gubernur BI.
Mendukung Agenda Nasional Digitalisasi Keuangan
Inisiatif ini juga sejalan dengan agenda nasional digitalisasi sistem pembayaran oleh Bank Indonesia dan pemerintah. QRIS dikembangkan sebagai standar nasional pembayaran digital untuk meningkatkan inklusi keuangan dan mengurangi ketergantungan pada uang tunai.
Dengan QRIS Cross Border, Indonesia menunjukkan komitmen menjadi bagian dari ekosistem ekonomi digital global yang adaptif terhadap perubahan teknologi dan mobilitas wisatawan.