Klungkung, InsertBali – Bupati Klungkung I Made Satria mengambil langkah berani yang tidak semua kepala daerah berani lakukan, yakni meminjam dana sebesar Rp229,9 miliar dari PT Sarana Multi Infrastruktur (PT SMI) demi mempercepat pembangunan infrastruktur dasar, khususnya di wilayah Nusa Penida yang selama bertahun-tahun tertahan keterbatasan Pendapatan Asli Daerah (PAD).
“Kalau hanya menunggu PAD naik, Klungkung tidak akan bergerak. Kita harus percepat pembangunan sekarang, bukan nanti,” tegas Bupati Satria kepada wartawan di Klungkung, Rabu (3/12/2025).
Strategi Agresif namun terukur Bupati Satria
Pinjaman tersebut diambil bukan tanpa perhitungan. APBD Tahun 2026 tercatat mengalami defisit cukup besar akibat meningkatnya kebutuhan belanja pelayanan publik sekaligus turunnya alokasi Transfer ke Daerah (TKD). Namun, alih-alih menahan langkah, Bupati Satria justru memilih strategi agresif namun terukur.
Pinjaman ini telah resmi dimasukkan dalam APBD 2026 dan mendapat persetujuan penuh dari DPRD Klungkung melalui Keputusan DPRD Klungkung Nomor 24 Tahun 2025. Dana tersebut dialokasikan untuk 18 program prioritas, dengan fokus terbesar pada pembangunan infrastruktur jalan, air bersih, pariwisata, dan layanan kesehatan.
Bupati Satria menegaskan bahwa langkah ini secara khusus ditujukan untuk menjawab dua persoalan mendasar di Nusa Penida, yakni kondisi akses jalan yang rusak di banyak titik serta ketersediaan air bersih yang masih belum merata.
Pada tahun 2026, sejumlah koridor jalan strategis akan dikerjakan secara bersamaan, di antaranya Jalan Buyuk–Bunga Mekar, Jalan Batukandik–Sebuluh, serta peningkatan jalur-jalur desa yang menjadi akses utama kawasan wisata.
“Jalan ini bukan hanya untuk wisatawan. Ini jalan hidup masyarakat Nusa Penida,” ujarnya.
Sementara di sektor air bersih, pemerintah akan memperkuat pelayanan melalui pembangunan jaringan distribusi baru, optimalisasi sumur bor yang sudah ada, serta peningkatan kapasitas produksi air perpipaan. Selama ini, layanan air bersih belum mampu menjangkau wilayah-wilayah kering di bagian tengah dan selatan pulau.
“Air bersih tidak boleh lagi jadi cerita lama di Nusa Penida. Ini kebutuhan dasar yang wajib diselesaikan,” kata Satria.
Pinjaman Daerah ke PT SMI contoh utang baik
Bupati juga menegaskan bahwa langkah meminjam ini merupakan contoh utang baik, yakni utang yang digunakan untuk membangun aset produktif yang memberi manfaat jangka panjang bagi masyarakat.
“Hutang baik adalah hutang untuk membangun jalan, air bersih, jaringan kesehatan. Hasilnya dirasakan masyarakat luas dan memberi nilai ekonomi. Yang disebut hutang buruk itu kalau digunakan untuk hal yang tidak produktif dan justru membebani APBD,” jelasnya.
Untuk memperkuat pembiayaan, Pemerintah Kabupaten Klungkung juga mengombinasikan pinjaman PT SMI dengan Dana Alokasi Khusus (DAK) serta Bantuan Keuangan Khusus (BKK), sehingga pembangunan tidak hanya bergantung pada satu sumber pendanaan.
Bupati Satria berharap masyarakat memberikan dukungan penuh terhadap langkah percepatan ini karena hasilnya bukan untuk kepentingan pemerintah semata, melainkan untuk memperkuat fondasi pembangunan Klungkung di wilayah daratan maupun kepulauan.
“Ini bukan soal hari ini. Ini soal masa depan Klungkung. Kita tidak bisa maju kalau hanya menunggu. Kita harus gaspol,” tandasnya.
Dengan keputusan strategis ini, Klungkung menunjukkan bahwa pembangunan tidak boleh bergerak lambat hanya karena PAD kecil. Kepemimpinan yang progresif menuntut keberanian membaca peluang, mengatur momentum, dan mengambil risiko terukur demi kepentingan rakyat. Bupati Satria memilih jalur itu, dan kini Klungkung, terutama Nusa Penida, bersiap menikmati hasilnya.



















