Amerika Serikat – Seorang pria berusia 60 tahun harus dilarikan ke rumah sakit jiwa setelah mengikuti saran diet dari kecerdasan buatan (AI) yang ternyata membahayakan kesehatannya. Kasus ini diungkap oleh ilmuwan dari Universitas Washington dan dipublikasikan dalam jurnal Annals of Internal Medicine.
Menurut laporan, pria tersebut sebelumnya tidak memiliki riwayat gangguan kejiwaan. Namun, ia tiba di unit gawat darurat (UGD) karena mencurigai tetangganya meracuninya. Ia mengaku hanya meminum air suling di rumah dan menjalani diet ketat tanpa garam.
Parahnya, akibat paranoia, ia bahkan menolak air yang diberikan pihak rumah sakit. Setelah dilakukan pemeriksaan, terungkap bahwa pola diet ekstrem itu direkomendasikan oleh AI berbasis jaringan saraf.
AI tersebut menyarankan agar ia mengganti natrium klorida (garam dapur) dengan bromida. Sayangnya, bromida dapat menumpuk di tubuh dan memicu bromism, yaitu keracunan kronis yang ditandai dengan ruam kulit, rasa lesu, gangguan ingatan, hingga masalah neurologis serius.
Peneliti menduga pria itu menanyakan pada ChatGPT 3.5 atau ChatGPT 4.0 tentang cara menghilangkan klorida dari dietnya. Tanpa disadari, saran tersebut justru menjerumuskannya pada kondisi medis berbahaya.
Kasus ini menjadi peringatan keras bahwa saran kesehatan dari AI tidak boleh dijalankan tanpa verifikasi tenaga medis profesional. Diet yang tidak seimbang, apalagi dengan penggantian zat penting seperti garam, dapat mengancam nyawa.
Tips Aman Menggunakan AI untuk Kesehatan
1. Jadikan AI Sebagai Sumber Referensi Awal, Bukan Panduan Final
Gunakan AI hanya untuk mencari informasi umum, bukan sebagai pengganti dokter atau ahli gizi.
2. Selalu Verifikasi dengan Tenaga Medis
Sebelum mencoba diet, pengobatan, atau suplemen yang direkomendasikan AI, pastikan berkonsultasi dengan dokter atau ahli terkait.
3. Waspada Terhadap Saran yang Terlalu Ekstrem
Diet yang menghilangkan zat esensial seperti garam, karbohidrat, atau lemak tanpa pengawasan medis berpotensi berbahaya.
4. Perhatikan Sumber Informasi AI
AI mengandalkan data yang tersedia di internet, termasuk sumber yang tidak kredibel. Pastikan informasi yang Anda ikuti berasal dari jurnal medis atau lembaga kesehatan resmi.
5. Kenali Batas AI dalam Bidang Medis
AI belum sepenuhnya mampu mempertimbangkan kondisi kesehatan personal, riwayat penyakit, atau interaksi obat.
Bali United VS Malut United di Ternate, Johnny Jansen Siapkan Strategi Tandang